Bekali 255 Calon Kepala Daerah, Presiden Jokowi: Tanpa Ideologi, Pemimpin Tak Punya Arah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar seorang pemimpin, baik di kota atau kabupaten, maupun provinsi hingga tingkat nasional, jika memimpin harus mempunyai ideologi.
Harus ada ideologinya. tanpa itu kita tak punya arah, kata Presiden Jokowi ketika berbicara di hadapan 255 bakal calon pasangan gubernur, walikota dan bupati, pada Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2015 Partai Nasdem di Jakarta Convention Center, Senin (21/9) malam.
Presiden menegaskan, ideologi kita sama, Pancasila, tapi cara penerapannya berbeda. Ada yang melalui gerakan perubahan restorasi Indonesia, ada juga dengan cara-cara lain. Tapi saya sebagai seorang presiden juga harus mempunyai ideologi yang jelas. Apa itu? Berdaulat berdikari dan berkepribadian, tuturnya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan, Indonesia memiliki tiga kesempatan untuk membuat fondasi yang kuat, yakni pertama saat terjadi booming minyak tahun 1970-1980, tapi kesempatan itu tidak dimanfaatkan, karena tidak bisa membuat fondasi yang kokoh.
Kesempatan kedua terjadi saat booming kayu, yang juga tidak kita gunakan untuk membangun fondasi yang kuat.
Kemudian yang terakhir, kita mempunyai kesempatan emas, yakni minerba kita. Oleh sebab itu inilah yang harus kita gunakan untuk membuat fondasi negara kita, agar ekonominya kokoh, ujar Presiden.
Pelambatan Ekonomi
Presiden Jokowi mengakui, saat ini kita sedang menghadapai perlambatan ekonomi, sesuatu hal yang berbeda dengan krisis ekonomi, dimana pertumbuhan kita mengalami perlambatan dari 5,01 persen menjadi 4,7 persen. Namun Presiden mengingatkan, kalau dilihat dalam global dunia, kita masih pada posisi lima besar terbaik.
Menurut Presiden, perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini dapat dikelola dengan baik, bila kita mengedepankan nilai-nilai kegotongroyongan dan persatuan. Bahkan pada tahun depan akan tumbuh lebih baik dari tahun ini. Tapi memang butuh kebersamaan kita semuanya, ujarnya.
Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa yang paling penting ke depan adalah menumbuhkan lagi nilai saling menghormati, menumbuhkan lagi nilai kesantunan kita, tata krama kita. Karena dalam sekian tahun ini, kita kehilangan nilai-nilai itu, ucap Presiden.
Kita, kata Presiden, harus dapat menumbuhkan lagi rasa kebersamaan, saling menghormati, gotong-royong, keramahan untuk menjauhkan kita dari nilai-nilai yang sekarang ini menapak, seperti saling ejek, mencemooh, saling menghina. Tidak ada lagi rasa menghormati, itulah yang akan membahayakan negara yang kita cintai ini, kata Presiden.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. (TKP/ES)