Berpotensi Hemat Rp26 Triliun, Kementerian Pertanian Berhasil Kembangkan Bio Diesel-100

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Juli 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 24.573 Kali
Peserta Forus Diskusi Tematik Bakohumas meninjau proses produksi B-100, di Sukabumi, Jabar, Jumat (5/7). (Foto: Anisa/Humas)

Peserta Forus Diskusi Tematik Bakohumas meninjau proses produksi B-100, di Sukabumi, Jabar, Jumat (5/7). (Foto: Anisa/Humas)

Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan forum tematik bertema “Bio Diesel B-100 Sebagai Alternatif Bahan Bakar Masa Depan”, di Lido Lake Resort, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (4/7) dan Jumat (5/7).

Ketua Umum Bakohumas, Doddy Setiadi, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bambang Gunawan mengatakan, impian Indonesia mempunyai energi terbarukan bukan hanya angan-angan semata.

“Kementerian Pertanian telah berhasil mengembangkan bahan bakar Bio Diesel B-100 atau 100% Biosolar (green fuel) di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat di Indonesia,” kata Doddy.

Bio Diesel B-100 ini, jelas Doddy, bermanfaat dari segi ekonomi, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Dari segi ekonomi, pengunaan B-100 lebih murah 40% dibandingkan bahan bakar solar karena 1 liter solar hanya mampu menempuh jarak 9,6 km, sementara penggunaan 1 liter B-100 mampu menempuh jarak 13,1 km.

“Oleh karenanya, pengunaan B-100 berpotensi mampu menghemat devisa senilai Rp26,66 triliun,” ujar Doddy.

Sementara dari segi lingkungan, menurut Ketua Umum Bakohumas itu, pengunaan B-100 lebih ramah  lingkungan karena CO (Karbon Monoksida) yang dihasilkan lebih rendah 48% dibandingkan solar. Kemudian, dari segi pemberdayaan masyarakat mampu mensejahterakan petani sawit.

Pada Kamis (4/7), Kementan menghadirkan tiga pembicara yang juga melakukan penelitian terhadap Bio Diesel B-100. Sesi pertama dibuka oleh Sam Herodian, Staf Ahli Menteri Kementan, yang membahas tentang “Kebijakan B100 sebagai Alternatif Bahan Bakar Masa Depan”. Lalu Desrial, Ketua Umum Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Perteta), yang berbicara mengenai “Peluang dan Tantangan Pengembangan Bio Diesel dan Industrialisasi Kedepan”. Kemudian ditutup oleh Syafaruddin, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementan, dengan tema presentasi “Progres Penelitian Penelitian B100”.

Keesokan harinya, Jumat (5/7), peserta Bakohumas diajak berkeliling Agro Widyawisata Ilmiah Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementan. Di sana, para peserta Bakohumas melihat proses pembuatan Bio Diesel B-100, serta berkunjung ke kebun kopi dan kakao milik Balittri Kementan. Tak lupa, para peserta Bakohumas pun disuguhi minuman kopi dan cokelat hasil olahan Balittri Kementan.

Forum Tematik Bakohumas kali ini dihadiri oleh kurang lebih 100 pejabat pengelola kehumasan dari 48 Kementerian dan Lembaga, Organisasi Profesi, serta perwakilan Senat Mahasiswa. (AIT/ES)

Berita Terbaru