Bertemu 2.000 Anggota Babinsa, Presiden Jokowi Minta Redam Kabar Bohong

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Juli 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 13.210 Kali
Presiden saat memberikan arahan kepada para Babinsa di Balai Prajurit M. Yusuf, di Jalan Sudirman, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (29/7) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden saat memberikan arahan kepada para Babinsa di Balai Prajurit M. Yusuf, di Jalan Sudirman, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (29/7) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk ikut meredam isu, hoax, fitnah, dan kabar bohong yang saat ini banyak berseliweran di masyarakat, yang tersebar melalui media-media sosial.

“Isu-isu seperti ini Saudara-saudara harus mampu meredam, jangan sampai hal-hal yang tidak benar, fakta-fakta tidak benar, itu beredar di mana-mana,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan di hadapan sekitar 2.000 anggota Babinsa Kodam XIV/Hasanuddin, di Balai Prajurit M. Yusuf, di Jalan Sudirman, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (29/7) siang.

Presiden Jokowi memberi contoh isu yang menyebut dirinya PKI, bahkan ada gambar di media sosial dirinya berdiri di dekat DN Aidit, saat tokoh PKI itu sedang berpidato.

Padahal, lanjut Presiden, dirinya lahir tahun 1961, sementara PKI dibubarkan 1964. Artinya, dirinya saat itu masih di balita (bawah lima tahun).

“Inilah, hal-hal yang seperti ini yang harus diredam,” ujar Presiden seraya menambahkan, di dekat rumah orang tuanya ada masjid, di dekat rumah kakek neneknya ada masjid, sehingga bisa langsung dicek isu-isu seperti itu.

Keterbukaan seperti  ini, lanjut Presiden, sudah mudah sekali. Ia menambahkan agar jangan sampai diaduk-aduk masyarakat dengan hal-hal seperti ini.

“Ini namanya politik adu domba, enggak bisa kita teruskan teruskan seperti ini. Ini permainan politik yang bisa memecah belah, tugas Saudara-saudara untuk memberikan pemahaman yang nalar dan masuk logika,” tegas Presiden.

Presiden menegaskan, politik kotor dengan cara-cara seperti itu harus disetop. Sebaliknya, politik yang memberikan kematangan dan mendewasakan masyarakat, lanjut Presiden, itulah yang akan ditempuh.

“Jika masyarakat menjadi matang dalam berpolitik dan masyarakat menjadi dewasa dalam berpolitik ini tugas Saudara-saudara untuk memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat apabila ada isu-isu yang tidak betul,” pesan Presiden Jokowi.

Tulang Punggung

Presiden Jokowi menegaskan kembali, bahwa Babinsa adalah tulang punggung dalam menciptakan ketahanan di wilayah.

Oleh sebab itu, Presiden berharap agar penanganan-penanganan di dalam lingkup kecil di desa itu menggunakan pendekatan yang benar, tidak represif, menggunakan pendekatan-pendekatan lunak tapi yang menyelesaikan masalah.

“Saat ini kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat kepada TNI berada pada posisi yang paling puncak sekarang ini,” sambung Presiden Jokowi seraya menekankan, jangan sampai kepercayaan itu hilang gara-gara TNI keliru menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

Turut hadir dalam acara itu antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Sosial Idrus Marham, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. (AGG/ES)

Berita Terbaru