Bertemu CEO POSCO, Presiden Jokowi Dorong Pembentukan Industri Baja Dari Hulu Sampai Hilir

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 20.484 Kali
Presiden Jokowi bertemu CEO POSCO di Korea (16/5). (Foto: Humas/Anggun)

Presiden Jokowi bertemu CEO POSCO di Korea (16/5). (Foto: Humas/Anggun)

Dalam kunjungan ke Korea, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga bertemu CEO POSCO, Kwon Ohjoon Senin (16/5). Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan apreasiasi atas investasi POSCO di Indonesia.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan dirinya selalu mendapatkan laporan mengenai investasi POSCO secara periodik. Presiden menyambut baik rencana ekspansi POSCO melalui MoU dengan Krakatau Steel pada tanggal 12 Mei 2016.

“Saya yakin rencana ekspansi POSCO akan berjalan lancar dan mendorong pembentukan industri baja terintegrasi dari hulu sampai hilir,” jelasnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan bahwa POSCO dengan Krakatau Steel sudah melakukan kerja sama yang cukup lama. “Dan pembahasan tadi di dalam pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia terutama adalah untuk membahas kerja sama dalam rangka memproduksi 10 juta ton steel cluster. Dan roadmap sudah disepakati oleh kedua belah pihak,” jelas Menlu seraya menyebutkan bahwa tanggal 12 Mei  Memorandum of Agreement (MoA) telah ditandatangani.

Inti kerja sama dengan POSCO, menurut Menlu, Krakatau dan POSCO ini adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor baja karena lebih dari 50% baja sejauh ini masih diimpor. “Dan kalau kita masih terus tergantung pada baja impor maka ini akan mengganggu proses atau akselerasi industrialisasi Indonesia,” tambah Menlu.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa POSCO itu merupakan G-to-G (Government to Government) level sebetulnya, dari Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea pada tahun sekitar 2013-2012. “Memang setelah yang pertama ini 3 juta ton, memang pada saat mau naik ke 10 juta ton ini memang ada banyak kondisi yang menjadi boleh dikatakan stuck bahkan merugi,” tambah Kepala BKPM.

Lebih lanjut, Franky menambahkan bahwa dengan membaiknya harga baja kemudian berkurangnya suplai dari Tiongkok itu menjadi salah satu potensi dimana Krakatau POSCO akan mulai mencapai targetnya 10 juta ton. “Jadi tadi yang disampaikan oleh Bu Menlu bahwa kerja sama sekarang sudah lebih firm dan diharapkan tahun ini mungkin sekitar bulan Agustus harapannya sudah groundbreaking untuk perluasan yang kedua. Dan diharapkan sampai dengan 2019, sudah bisa memproduksi sekitar 6 juta ton, 5-6 juta ton,” terang Franky.

Hal-hal teknis lainnya, menurut Kepala BKPM, relatif minor semenjak kedua belah pihak menyepakati ada MoA tanggal 12 Mei yang tadi. “Sekarang justru PR-nya juga ada di pemerintah, karena ini G-to-G sehingga investasi POSCO itu juga dilihat tidak hanya sekadar bermitra dengan BUMN tetapi juga peran pemerintah yang memberikan support,” tambah Franky.

Banyak hal yang bisa dihasilkan, lanjut Kepala BKPM, salah satunya yakni menekan angka harga impor, meningkatkan industri, kemudian yang ketiga adalah Indonesia sudah bisa masuk ke produk yang lebih premium.

Sebagai tambahan informasi, POSCO merupakan salah satu perusahaan pembuat baja terbesar di dunia yang berkedudukan pusat di Korea Selatan. Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Mendag Thomas Lembong, Kepala BKPM Franky Sibarani, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Ketua KEIN Sutrisno Bachir. (GUN/EN)

Berita Terbaru