Bertemu Penerima PKH, Presiden Jokowi: Tahun Depan, Akan Dikeluarkan KIP Untuk Kuliah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Maret 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 20.055 Kali
Presiden Jokowi menghadiri acara Sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3) sore. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi menghadiri acara Sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3) sore. (Foto: Jay/Humas)

Setelah mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk siswa SD, SMP, hingga SMA/SMK, pemerintah berencana akan mengeluarkan KIP untuk membantu membiayai mereka yang berkuliah di perguruan tinggi.

“Ini penting KIP kuliah agar anak-anak kita terjamin bisa berprestasi di SD, SMP, SMA, SMK, tetapi juga bisa naik untuk juga bisa kuliah,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri acara Sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gelanggang Olahraga (GOR) Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3) sore.

Menurut Presiden, KIP kuliah yang merupakan kelanjutan dari KIP yang diberikan untuk SD, SMP, SMA/SMK itu akan dikeluarkan pemerintah tahun depan.

Jangan Langsung Dihabiskan

Sementara itu terkait PKH, Presiden Jokowi menyampaikan jika tahun lalu anggaran Rp1.890.000 per penerima, tahun ini meningkat drastis karena anggaran yang sebelumnya seluruh Indonesia Rp19 triliun semuanya, tahun ini jadi Rp34 triliun.

“Yang dulunya dapat Rp1.890.000 sekarang ada yang dapat Rp,8 juta, ada yang dapat Rp2,7 juta, ada yang Rp4 juta lebih,” ungkap Presiden Jokowi.

Setelah Januari lalu dicairkan tahap pertama, sambung Presiden, nanti bulan April akan dilakukan pencairan tahap kedua PKH. Presiden berpesan, agar penggunan PKH yang sudah dicairkan jangan segera dihabiskan. Ia minta agar direm penggunaan anggaran PKH, dan penggunaannya hendaknya yang tepat sasaran.

“Digunakan untuk seragam sekolah boleh. Dipakai untuk beli sepatu dan tas sekolah boleh. Dipakai untuk beli telur boleh. Dipakai untuk beli ikan boleh. (Boleh). Untuk gizi anak boleh. Dipakai untuk beli pulsa boleh? (Tidak),” tutur Presiden Jokowi.

Yang namanya PKH itu, tegas Kepala Negara, itu penting sekali untuk memberikan tambahan gizi bagi agar anak-anak sehat dan cerdas, karena mereka memiliki masa depan yang harus disiapkan lewat PKH.

Kepala Negara mengingatkan, gizi anak penting untuk kesehatan, untuk kepandaian, kepintaran anak-anak ke depan. “Kita harus menyadari itu. Negara ini butuh anak anak-anak yang pinter, anak-anak yang sehat dalam rangka kompetisi dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Untuk itu, Kepala Negara meminta penerima PKH agar menggunakan anggaran yang ada betul-betul untuk kepentingan keluarga, tambahan gizi, dam pendidikan anak-anak.

“Kita ingin ke depan anak-anak kita ini pintar semuanya, bisa berkompetisi dengan negara-negara lain, sehat-sehat semuanya, pintar-pintar semuanya sehingga memang harus disiapkan mulai dari sekarang,” ucap Presiden Jokowi seraya menambahkan, anak yang gizinya baik pasti nanti gedenya juga sehat, anak yang gizinya baik kebanyakan juga ininya juga pintar dan cerdas.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru