Bertemu PM Pakistan, Presiden Jokowi Bahas Ekonomi Hingga Palestina

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Januari 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.915 Kali
Presiden Jokowi pada pertemuan bilateral dengan PM Pakistan Shahid Khaqan Abbasi di Kantor Perdana Menteri, Prime Minister’s House, Sabtu (27/1). (Foto: BPMI)

Presiden Jokowi pada pertemuan bilateral dengan PM Shahid Khaqan Abbasi di Kantor Perdana Menteri Pakistan, Islamabad Sabtu (27/1). (Foto: BPMI)

Persahabatan Indonesia-Pakistan bukan persahabatan yang baru saja terjalin. Namun persahabatan ini telah terjalin sejak lama, bahkan berpuluh tahun yang lalu.

“Kedua negara kita sama-sama menjadi inisiator Konferensi Asia Afrika. Kedua negara kita juga konsisten membantu perjuangan rakyat Palestina di berbagai forum. Saya yakin kesamaan visi ini dapat dikembangkan menjadi kerja sama di berbagai bidang,” ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi, di kantornya, di Islamabad, Sabtu (27/1).

Oleh karenanya, Presiden Jokowi meyakini kunjungan kenegaraannya ke Pakistan akan menjadi perekat baru untuk memperkokoh kerja sama dan persahabatan kedua negara. Untuk itu, Presiden Jokowi memfokuskan pada tiga isu bilateral utama, yaitu kerja sama ekonomi, hubungan antar masyarakat, dan kerja sama untuk Palestina.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa nilai total perdagangan setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antar kedua negara mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2013. Pada tahun 2016 mencapai USD2,1 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar ± 8,9% per tahun.

Perundingan sektor lain, seperti jasa dan investasi dapat dimulai setelah perjanjian sektor barang diimplementasikan. Guna terus meningkatkan perdagangan, Presiden Jokowi menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman dalam Promosi Dagang Bersama.

“Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan ‘Joint Venture‘ penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” ucap Presiden.

Adanya penandatanganan Inter Government Agreement oleh Menteri Energi kedua negara disambut baik Presiden Jokowi. Indonesia akan mengekspor LNG ke Pakistan selama 10 tahun, dengan opsi tambahan 5 tahun, masing-masing sebesar 1.5 juta ton/tahun.

“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata Presiden Jokowi.

Selain itu, dalam pertemuan bisnis yang dilakukan tanggal 26 Januari, diperoleh nilai transaksi USD115 juta, antara lain peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, kakao, kopi, teh, dan lain-lain.

Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antar masyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan.

Di akhir pertemuan, Presiden Jokowi menyerukan dukungan bersama untuk Palestina. Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan kepada PM Abbasi agar kemanapun kedua pemimpin pergi, lobi untuk mendapatkan dukungan bagi kemerdekaan Palestina harus terus dilakukan demi kemanusiaan dan keadilan.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri. (BPMI/RAH/EN)

 

Berita Terbaru