Bertemu Presiden, Alumni UGM Siap Kontribusi pada Pembangunan Daerah
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, selaku Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kepedulian kader-kader Kagama di seluruh instansi dan daerah terhadap bencana dan kesiapan berkontribusi membangun daerah masing-masing.
”Kita menyampaikan kepada Presiden ada Kagama kedokteran yang sekarang kita minta untuk membuat protokol-protokol bagaimana kita menanggulangi Korona ini dan masyarakat tidak perlu panik, karena kita mampu,” ujar Ganjar menjawab pertanyaan wartawan di Halaman Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Senin (2/3).
Pada pertemuan tersebut, Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia mampu dan bisa mengingat pengalaman menangani MERS dan SARS, tapi tetap harus perlu kehati-hatian.
Dari sisi dampak ekonomi, Ganjar menyampaikan bahwa alumni Kagama diharapkan berinisiatif untuk me-recovery kondisi ekonomi, bahkan membuat kajian yang disampaikan kepada pemerintah sehingga bisa menyelamatkan kondisi Indonesia dari gangguan Korona dan dunia usaha tetap bisa berjalan.
Saat supply chain terganggu, Ganjar menyampaikan dibutuhkan jurus-jurus kreatif, inovatif, insentif yang mesti diberikan, dan Kagama siap untuk membantu memyelesaikan beberapa persoalan ini dan bekerja sama dengan UGM.
Sementara itu, Rektor UGM Panut Mulyono menyampaikan hal konkret yang dilakukan oleh UGM yakni pada tanggal 28 Februari kemarin telah mengeluarkan edaran kepada civitas UGM untuk membatasi ke luar negeri dan menyampaikan kepada rekan-rekan yang pulang dari luar negeri terkait apa yang harus dilakukan.
”Kemudian kita bekerja sama dengan Rumah Sakit Sardjito untuk ada call center ketika ada gejala semacam itu. Sehingga deteksi dini itu cepat kita lakukan. Kemudian kita juga menginstruksikan kepada seluruh tenaga cleaning service untuk sering membersihkan tempat-tempat yang selalu kontak dengan para civitas,” pungkas Panut.
Antisipasi Korona di Jateng
Menjawab pertanyaan antisipasi di Jateng, Ganjar menyampaikan telah melalukan koordinasi untuk penanggulangannya, rumah sakit untuk isolasi, bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api semua diminta stand by, termasuk tenaga medisnya.”Apindo, Kadin juga kita ajak bicara juga apa yang menjadi persoalan mereka. Dan kita minta mereka menyampaikan kepada kami apa sebenarnya problemnya. Beberapa yang mereka sekarang itu mencoba menghitung-hitung adalah apakah stock bahan bakunya masih bertahan. Kira-kira 2 bulan ke depan masih bertahan,” ujarnya.
Untuk barang impor dari Tiongkok, Ganjar menyampaikan sedang mencarikan sumber dari negara lain atau substitusi barang-barang impor yang dari China tersebut. Ia mengaku senang Presiden juga memberikan beberapa insentif-insentif yang bisa diberikan kepada dunia usaha, termasuk dalam sektor pariwisata.
”Saya kira kaya Bali begitu pasti akan merasakan beberapa kemarin kapal-kapal yang ingin bersandar itu harus komunikasinya cukup panjang. Nah, ini dalam protokol-protokol untuk cepat dibereskan,” tambahnya.
Namun demikian, lanjut Ganjar, insentifnya mesti diberikan dengan membangun kekuatan pertahanan dengan para ahli yang bisa membantu untuk menyelesaikan, sumber daya dan alat-alat relatif ada serta meminta masyarakat untuk tetap tenang.
Di Jateng sendiri, Ganjar menyampaikan terus memantau yang panas-panas, semromong, sumeng-sumeng, pilek, watuk, itu diawasi dan dicatat. Ia mengatakan tidak mau berjudi, gambling soal itu.
“‘Semua mesti serius dicatat, maka kemarin waktu ada yang meninggal salah satu dibungkus plastik, saya jelaskan karena waktu si pasien ini meninggal, itu mesti dicek ke laboratorium dan itu tempatnya di Jakarta,” tambahnya.
Rumah sakit yang menangani, Gubernur Jateng menyampaikan pernah melakukan simulasi di Rumah Sakit Karyadi dan mulai sekarang akan terus siaga. Gubernur Jateng menyampaikan bahwa barang yang masih bergantung dari Tiongkok adalah kapas dan bawang putih.
”Hanya sekarang yang mesti kita siapkan betul-betul adalah shipping-nya, shipping procedure-nya mesti beres. Terus kemudian, Kemlu dengan negara-negara lain juga mesti melakukan dukungan diplomasi yang baik,” pungkasnya. (TGH/EN)