Bertemu Presiden Jokowi, ADB Proyeksikan Ekonomi Indonesia Akan Tumbuh 5,1% Pada 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Februari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.832 Kali
Presiden Jokowi menerima delegasi ADB, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (1/2) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi menerima delegasi ADB, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (1/2) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakau memuji pemerintah Indonesia atas kebijakan ekonomi yang telah diambil di tengah ketidakpastian keuangan global. Pujian ini disampaikan Nakau usai diterima oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (1/2) pagi.

Seiring dengan terus membaiknya investasi swasta dan masih kuatnya tingkat konsumsi di Indonesia, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1% pada 2017, atau naik dari 5,0% tahun 2016 lalu. Sementara laju inflasi yang tahun lalu 3,5% diperkirakan akan naik tipis ke 4% tahun ini.

“Saya sangat terkesan dengan komitmen kuat pemerintah terhadap reformasi kebijakan yang membuat bertambahnya kepercayaan pasar dan lebih banyak rakyat Indonesia memperoleh manfaat peningkatan ekonomi,” kata Nakau sebagaimana dikutip siaran pers ADB yang dibagikan kepada wartawan usai Presiden ADB itu bertemu Presiden Jokowi.

Presiden ADB itu juga menyampaikan keyakinan akan prospek ekonomi Indonesia, dan menegaskan dukungannya bagi upaya pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Nakau juga mendukung serangkaian reformasi kebijakan di berbagai bidang yang ditujukan untuk meningkatkan investasi, memperkuat daya saing, dan mendiversifikasi perekonomian. Program-program tersebut di antaranya 14 Paket Kebijakan Ekonomi yang telah dikeluarkan sejak September 2015 lalu, program tax amnesty, pengembangan sumber energi bersih, pengembangan sektor keuangan inklusi, juga program pendidikan dan pelatihan vokasional.

Berkaitan dengan pendidikan vokasional, Nakau mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekses, mutu, dan relevansi program pendidikan agar sesuai dengan dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk itu, Nakau dijadwalkan akan mengunjungi beberapa politeknik di bidang perkapalan dan elektronik yang menerima bantuan ADB di Surabaya.

Kunjungan Ketiga
Sementara itu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, bagi Presiden ADB Takehiko Nakau ini adalah kunjungannya yang ketiga kali ke Indonesia. Kunjungan kali ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan pembangunan di Indonesia dan sekaligus untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran dari ADB, dan apa-apa yang didukung baik dari sisi konsep pembangunannya sendiri, maupun dari sisi dana pembangunan.

“ADB seperti diketahui adalah suatu lembaga yang didirikan di mana Indonesia menjadi salah satu stakeholder-nya. Berdiri sejak tahun 1966, dan Indonesia sebagai anggota ADB memiliki pangsa saham yang cukup besar, dan kita adalah anggota ADB dan sekaligus juga sebagai peminjam dari ADB,” kata Sri Mulyani kepada wartawan usai bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden ADB.

Dalam pertemuan itu, menurut Menkeu, Presiden Jokowi menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan kemajuan perekonomian Indonesia, serta tantangan Indonesia saat ini dan ke depan.

“Dari mulai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, memperbaiki infrastruktur, program tax amnesty, dan juga program untuk menyelesaikan atau mengurangi kesenjangan maupun kemiskinan yang merupakan fokus dari pembicaraan yang cukup besar,” ujar Sri Mulyani.

Ditambahkan Menkeu, Presiden juga memberikan contoh mengenai Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan bagaimana targetnya kepada masyarakat, terutama kelompok miskin.

Menurut Sri Mulyani, dalam kunjungannya ke Indonesia itu, Presiden ADB Takehiko Nakau juga akan berkunjung ke Surabaya untuk mengunjungi 2 (dua) politeknik yang didukung oleh ADB, satu di bidang perkapalan dan satu lagi di bidang elektronik. “Ini yang tadi disampaikan sangat sesuai dengan fokus Bapak Presiden untuk lebih banyak meningkatkan vocational training dan school di Indonesia,” ujarnya. (FID/ES)

Berita Terbaru