Menurut komponennya, lanjut Ony, inflasi IHK Juni 2020 yang rendah dipengaruhi inflasi inti yang melambat dari 0,06% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,02% (mtm).
“Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, gula pasir, dan emas perhiasan di tengah inflasi nasi dengan lauk yang meningkat. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,26% (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Mei 2020 sebesar 2,65% (yoy),” imbuh Kepala Departemen Komunikasi BI.
Inflasi inti yang kembali melambat, menurutnya, tidak terlepas dari perlambatan permintaan domestik akibat pandemi Covid-19, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, harga komoditas global yang rendah, dan stabilitas nilai tukar yang terjaga.
“Kelompok administered prices kembali mencatat inflasi 0,22% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,67% (mtm),” imbuhnya.
Inflasi kelompok administered prices, Kepala Departemen Komunikasi BI sampaikan terutama bersumber dari meningkatnya tarif aneka angkutan pascarelaksasi aturan pembatasan operasional angkutan umum pada awal bulan Juni 2020.
Secara tahunan, menurut Ony, inflasi kelompok administered prices terpantau meningkat dari 0,28% (yoy) pada bulan Mei 2020, menjadi 0,52% (yoy) pada periode Juni 2020.
“Kelompok volatile food mencatat inflasi 0,77% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,50% (mtm),” jelasnya.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, perkembangan ini terutama bersumber dari meningkatnya inflasi komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan kelapa.
Sementara itu, lanjutnya, beberapa komoditas seperti aneka cabai, bawang putih, dan minyak goreng tercatat deflasi didukung oleh pasokan yang memadai ditopang hasil panen dan kelancaran distribusi di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah, serta harga komoditas global yang masih rendah.
“Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan Juni 2020 tercatat 2,32% (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,52% (yoy),” pungkasnya. (Departrmen Komunikasi BI/EN)