Bicara di Lustrum UNS, Presiden Jokowi: Jangan Takut Bersaing Dengan Negara Lain
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, sekarang kita dihadapkan yang namanya kompetisi, yang namanya persaingan. Tidak hanya kota dengan kota, provinsi dengan provinsi, individu dengan individu, tetapi juga sekarang sudah masuk kepada persaingan negara dengan negara.
Itulah persaingan dan sudah tidak bisa kita tolak lagi, tidak bisa kita bilang nanti dulu, sudah tidak bisa. Inilah keterbukaan yang akan kita terus hadapi, bukan hanya di masyarakat ASEAN, mau tidak mau sebentar lagi kita dihadapkan pada blok-blok perdagangan yang kalau kita tidak siapkan SDM-SDM kita, akan ditinggal kita oleh yang namanya kompetisi dan persaingan itu, kata Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum pada Lustrum Universitas Sebelas Maret (UNS), di Gedung dr. Prakosa, Kantor Pusat UNS, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3) pagi.
Presiden mengingatkan, pada tahun 2043 jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,3 miliar, meningkat drastis dua kali. Apa yang akan terjadi pada tahun itu, lanjut Presiden, harus dipersiapkan dari sekarang.
Menurut Presiden Jokowi, dunia akan rebutan dua hal, yaitu masalah pangan dan energi. Masalah pangan, kata Presiden, pasti rebutan, dan keuntungan kompetitif kita adalah kita mempunyai itu.
Pangan kita punya tapi belum dikelola baik, sehingga strategi besar ekonomi politik global, strategi besar pemikiran ekonomi depan, 100 tahun yang akan datang harus dipersiapkan dari sekarang, jelas Presiden.
Presiden Jokowi menegaskan, jumlah pangan dan energi dan kita memiliki potensi dan kekuatan itu. Ia menunjuk contoh di Merauke, Papua, ada lahan 4,2 juta hektar. Setelah dihitung kalau ditanami padi semuanya, itu sudah lebih dari produksi nasional sekarang sekitar 70 juta ton, hanya satu kabupaten.
Inilah kekuatan ke depan kita, energi kita semuanya punya, fosil kita punya semuanya karena manajemen ekonomi kita tidak rancang secara baik, terang Kepala Negara.
Presiden menambahkan, dalam persaingan yang diperlukan adalah semua hal yang berkaitan dengan etos kerja, efisiensi. Kita harus punya hal itu, yang kita harus siapkan karena persaingan bukan hanya persaingan barang dan jasa, sudah tidak bisa kita cegah kita masuk ke sana, tuturnya.
Jangan Takut
Meski demikian, Presiden Jokowi mengajak masyarakat jangan takut dan jangan khawatir dengan itu, karena juga kepala negara yang lain di lingkup ASEAN, bisik-bisik kepada dirinya juga kuatir nanti orang Indonesia akan masuk ke negara mereka.
Jadi saya titip, kita jangan takut. Kalau perlu takut-takuti supaya makin takut. Saya kalau mendengar komentar terutama di media sosial, optimisme, ini yang harus kita bangun sehingga negara lain melihat kita betul-betul. Bayangkan Pak kalau separuh dari penduduk indonesia masuk ke negara mereka, bagaimana kita bersaing. Jangan dipikir, tutur Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, menurut Presiden Jokowi, yang diperlukan bagaimana kita membenahi hal kurang dalam waktu secepatnya. Ia menunjuk contoh masalah bongkar muat di pelabuhan, di Singapura hanya perlu waktu 1 hari, Malaysia 2 hari, kita 6-7 hari.
Saya sampaikan saya hidup ngurusin ekspor impor 24 tahun, ini yang enggak benar siapa? Karena terlibat di situ banyak sekali ternyata. Pertanyaan saya, siapa yang selama ini paling lambat? Terpaksa satu menteri saya copot karena dwelling time, sekarang sudah masuk 3-4. Target bulan depan masuk ke angka Rp3.740 triliun karena ketidakefisienan seperti itu, tapi saya yakin 3 kita dapatkan dengan cara apapun, apa ganti menteri lagi atau yang lain, papar Presiden Jokowi.
Presiden juga menekankan masalah kecepatan. Ia menunjuk contoh masalah perizinan, waktu dirinya saya datang ke BKPM, waktu itu dijawab bisa 6 bulan, bisa setahun. Ia lantas memerintahkan saat itu semua kementerian masuk ke satu pintu di BKPM. Ia tunggu 3 bulan masih separuh.
Mengapa pada sulit, menurut Presiden, karena di situ ada kue’ nya. Tapi begitu dirinya ngomong tidak ada tawar menawar lagi akhirnya 21 menyerahkan kewenangannya. Tiga bulan setelah itu menjadi seminggu dua minggu, tanda tangan masih di kementerian. “Serahkan total ke BKPM, saya sampaikan tidak minggu lagi saya enggak mau hari, ngurus izin jam, papar Presiden Jokowi seraya menyebutkan, hal-hal seperti ini yang kita akan kalah dalam kompetisi kalau tidak dihilangkan, kalau tidak kita akan ditinggal oleh negara lain. Pilihannya hanya itu, menang atau kita ditinggal.
Presiden Jokowi juga menunjuk contoh kasus pembelian minyak yang harus melalui Petral, padahal kita bisa beli G to G (government to government), yang jelas lebih murah. Presiden pun lantas membubarkan Petral.
Kuliah umum Presiden Jokowi di Kampus UNS Solo itu dihadiri oleh para rektor, pimpinan perguruan tinggi di Provinsi Jawa Tengah, DIY dan sekitarnya, serta para wali kota, bupati, pejabat sipil, militer, dan kepolisian di wilayah Kota Surakarta.
Tampak mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menristek dan Dikti M. Nasir, SKP Bidang Komunikasi Johan Budi, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
(SLN/ES)