Birokrasi Harus Berubah, Presiden Jokowi: Eselon 3 dan 4 Ditiadakan Supaya Pengambilan Keputusan Lebih Cepat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 November 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 1.327 Kali

Staf Ahli Mensesneg bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan, Gogor Oko Nurhayoko, menjadi Inspektur pada Upacara Peringaan HUT ke-48 KORPRI Kemensetneg dan Setkab, di Halaman Kemensetneg, Jakarta, Jumat (29/11) pagi. (Foto: Rahmat/Humas)

Menghadapi perubahan di dunia yang sangat cepat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) mengambil jalan perubahan, melakukan reformasi secara berkelanjutan.

“Tidak ada lagi pola pikir lama. Tidak ada lagi kerja linier. Dan tidak ada lagi kerja rutinitas. Birokrasi haru berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja cepat beradaptasi dengan perubahan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Staf Ahli Mensesneg Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan, Gogor Oko Nurhayoko, pada Upacara Peringaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 KORPRI Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, di Halaman Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (29/11) pagi.

Menurut Presiden, birokrasi harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja cepat beradaptasi dengan perubahan. Untuk itu, Presiden mengajak seluruh anggota KORPRI untuk terus menerus bergerak mencari terobosan, terus menerus melakukan inovasi.

“Pelayanan yang ruwet, yang berbelit-belit, dan yang menyulitkan rakyat, harus kita pangkas. Kecepatan melayani menjadi kunci reformasi birokrasi,” tegas Presiden Jokowi.

Pemangkasan Eselon 3 dan 4

Presiden Jokowi menegaskan, orientasi birokrasi harus betul-betul berubah, bukan lagi berorientasi pada prosedur, tapi lebih berorientasi pada hasil nyata. Panjangnya rantai pengambilan keputusan juga harus bisa dipotong, dipercepat dengan penerapan teknologi.

“Bahkan saya sudah minta eselon 3 dan 4 untuk ditiadakan, sehingga pengambil keputusan bisa lebih cepat,” ungkap Presiden seraya menambahkan,  hal yang pahit harus dilakukan karena di era persaingan antarnegara yang semakin sengit seperti saat ini, jika kita lambat, kita pasti tertinggal.

“Karena itu ukurannya adalah bukan lebih baik dari sebelumnya, tapi lebih baik dari negara lain yang menjadi saingan kita,” sambung Presiden.

Presiden juga menyampaikan, kita harus mengurangi kegiatan seremonial yang sifatnya rutinitas dan lebih meningkatkan produktivitas serta berorientasi pada hasil. Ia mengingatkan, tugas birokrasi adalah memastikan rakyat terlayani dengan baik, serta program-program pembangunan betul-betul terdelivered, dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

“Sekedar melayani saja sudah tidak cukup, pelayanan yang diberikan harus baik dan diimbangi dengan kemudahan serta kecepatan,” tutur Presiden.

Dengan kemajuan teknologi, lanjut Presiden, cara kerja birokrasi juga harus berubah. Inovasi teknologi harus bisa mempermudah,  bukan mempersulit pekerjaan.

“Kemajuan teknologi adalah instrumen untuk mempercepat penyelesaian masalah. Masalah saat ini harus kita selesaikan dengan smart shortcut yang lebih cepat, lebih efisien, dan lebih memberikan dampak yang luas,” kata Presiden Jokowi.

Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan salam hangat kepada segenap anggota KORPRI dimanapun berada. “Selamat bertugas, lanjutkan pengabdian dan karya terbaik Saudara-saudara bagi rakyat, bangsa, dan negara,” kata Presiden Jokowi.

Upacara HUT ke-48 KORPRI di Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet itu dihadiri oleh Deputi Seskab Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Yuli Harsono, para Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), dan para pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Kemensetneg dan Setkab. (RSF/RAH/ES)

Berita Terbaru