Buka Forum CEO, Presiden Jokowi: Segera Beli Properti Sebelum Harga Tinggi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 24.035 Kali

CEO GlobalSetelah melakukan serangkaian reformasi dalam bidang ekonomi, seperti penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM), peluncuran sejumlah paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur besar-besaran, dan pemberian pengampunan pajak atau tax amnesty, pemerintah akan melangkah ke tahap berikutnya dengan merambah fokus pembangunan di bidang pariwisata.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pariwisata akan memainkan peran yang lebih dominan dalam perekonomian Indonesia. Ia mencontohkan pesatnya pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara, dalam setahun terakhir, dari 12.000 per tahun menjadi 12.000 per bulan.

“Anda semua tahu Bali, surga terkenal kita. Hidup Anda tidak lengkap jika Anda belum pernah ke Bali. Tapi Indonesia memiliki banyak tempat: Raja Ampat, Mandalika, Lombok, Pulau Komodo. Jika Anda ingin membeli properti, pergi segera sebelum harga tinggi,” tutur Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara The 16th Annual Forbes Global CEO Conference Tahun 2016, di Hotel Shangri-la, Jakarta, Selasa (29/11) malam.

Presiden berharap para pengusaha yang menghadiri forum tersebut segera menanamkan modal dan menjalankan usahanya di Indonesia, dan menjadi bagian dari proses pembangunan di Indonesia.  Ia  mengingatkan, berbisnis di Indonesia merupakan suatu peluang.

Diakui Presiden Jokowi, jika menjalankan usaha bukanlah sesuatu yang mudah, karena akan menghadapi banyak hambatan dan rintangan. Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menjamin akan memberikan kemudahan dalam proses perolehan izin usaha.

“Saya disini untuk meyakinkan anda bahwa kami akan terus melakukan reformasi, menjadikan iklim investasi yang lebih ramah bagi dunia usaha,” tegas Presiden Jokowi.

Siap Berbagi Pengalaman

Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan, sejak menjadi CEO Indonesia dua tahun lalu, dirinya terus melakukan restrukturisasi perekonomian dengan mereformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Jokowi menyebutkan, dirinya mengambil langkah drastis dengan mengurangi subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 80% hanya satu bulan setelah dirinya dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Dampak dari pengurangan subsidi ini adalah adanya anggaran sebesar 15 miliar dollar AS, yang dapat dialokasikan untuk anggaran lain yang lebih bermanfaat.

“Kami meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar, 1.000 km jalan tol, 3.258 km jalur kereta api, 15 bandara baru dan 10 perluasan bandara, 24 pelabuhan laut dan ekspansi pelabuhan,” ungkap Presiden Jokowi.

Selain itu, sejak 14 bulan lalu pemerintah telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan yang dimaksudkan untuk memangkas perizinan guna memberikan kemudahan berusaha. “Saat ini sudah diluncurkan 14 paket kebijakan,” jelas Presiden.

Tahun ini, lanjut Presiden, pemerintah juga meluncurkan program tax amnesty yang sangat ambisius. Hanya setelah lima bulan, hasilnya menjadikan tax amnesty yang paling berhasil sepanjang sejarah dunia. “Saat ini kami sudah mengumpulkan 10 miliar atau lebih dari 1 persen PDB,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi memahami bila Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat tengah memikirkan kebijakan yang akan dijalankan saat memegang kendali pemerintahan, seperti pembangunan infrastruktur, deregulasi peraturan dan kemudahan berusaha dan juga program tax amnesty.

“Kalau Trump ingin mendapatkan kiat dari saya, kami akan senang hati untuk membagikan pengalaman yang sudah kami dapatkan,” kata Presiden Jokowi yang disambut dengan tepuk tangan.

Presiden menjelaskan bahwa reformasi yang dijalankan di bidang ekonomi dengan peluncuran paket kebijakan ekonomi juga telah membuahkan hasil. “Berkat reformasi yang kami lakukan, ranking kami menjadi lebih baik dalam kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business yang dilansir oleh Bank Dunia,” ujar Presiden Joko Widodo.

Peringkat Indonesia melonjak 15 tingkat dalam kemudahan berusaha tersebut, semula berada di peringkat 106 menjadi 91. “Belum pernah ada sebuah negara yang melonjak begitu tajam hanya dalam satu tahun. Namun hal ini belum memuaskan kami, karena targetnya adalah berada di peringkat 40 besar,” sambung Presiden.

Saat menghadiri acara tersebut Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (BPMI/ES)

 

Berita Terbaru