Buka Kran Impor, Presiden Jokowi Berharap Harga Daging, Bawang, dan Gula Segera Turun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Juni 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 26.442 Kali
Presiden Jokowi memperhatikan produk yang disajikan di Lulu Hypermarket, Jakarta, Selasa (31/5) sore. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi memperhatikan produk yang disajikan di Lulu Hypermarket, Jakarta, Selasa (31/5) sore. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, impor daging sapi yang diharapkan bisa mewujudkan harga di eceran menjadi Rp80.000/kg saat ini masih dalam proses pengiriman, dan diharapkan pada minggu pertama bulan Ramadan nanti, stok daging tersebut dapat segera didistribusikan.

“Semua itu dilakukan untuk menjaga harga bahan pangan tetap terjangkau di kalangan masyarakat. Yang kita harapkan harga turun. Satu, harga bawang harus turun. Kedua, harga gula turun. Ketiga, harga daging turun, dan keempat beras juga harus turun,” kata Presiden Jokowi usai meresmikan pembukaan Lulu Hypermarket di Cakung, Jakarta, Selasa (31/5) sore.

Menjawab wartawan mengenai harga daging yang sudah melonjak tinggi menyentuh Rp120.000/kg, Presiden mengatakan masih akan terus melihat perkembangan di pasar apakah harga daging dapat turun menjadi sekitar Rp80.000 sebagaimana yang telah ditargetkan sebelumnya. “Masih dilihat. Minggu kedua nanti dilihat,” ujarnya.

Komitmen Pemerintah

Presiden menegaskan, pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan menjelang bulan Ramadan. Selain menjaga pasokan, pemerintah juga terus berupaya agar harga bahan pangan, utamanya daging sapi dan bawang merah, tidak melonjak terlalu tinggi.

Kebijakan impor bawang merah yang saat ini dilakukan, lanjut Presiden, dimaksudkan untuk mencukupi ketersediaan bibit bawang yang sekitar satu atau dua bulan ke depan akan dibutuhkan oleh para petani.

“Kita melakukan impor bawang itu untuk mencukupi bibit yang kurang lebih sebulan atau dua bulan lagi dibutuhkan oleh petani. Karena kita lihat harga bibitnya saat ini sekitar Rp42.000-43.000. Jadi impor bawang merah itu titik beratnya ada di bibit bawang. Sehingga, sekarang petani punya kesempatan untuk menyimpan bibit yang nantinya akan dikeluarkan,” jelas Presiden kepada para jurnalis yang menanyakan hal tersebut.

Menjawa wartawan mengenai alasan pemerintah membuka kran impor untuk beberapa komoditas pangan, Presiden menjelaskan bahwa langkah tersebut dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar yang menjelang Ramadan selalu meningkat.

“Menteri pasti sudah menghitung supply dan demand-nya. Saya kira kalau permintaannya banyak sementara kemampuan produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan, maka harus ditutup dengan impor,” ujar Presiden. (TKP/RAH/ES)

Berita Terbaru