Buka KTT Parlemen, Presiden Jokowi: Saudara Adalah Cahaya Moral Pengawal Keamanan Dunia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 April 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 43.944 Kali
Presiden Jokowi bersama-sama peserta Konferensi Parlemen Asia Afrika, di Gedung DPR-RI, Jakarta, Kamis (23/4)

Presiden Jokowi bersama-sama peserta Konferensi Parlemen Asia Afrika, di Gedung DPR-RI, Jakarta, Kamis (23/4)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua DPR-RI Setya Novanto membuka Konferensi Parlemen Asia Afrika yang diselenggarakan di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4) pagi.

Dalam acara yang dihadiri anggota parlemen negara-negara Asia Afrika itu, Presiden Jokowi mengemukakan, sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia dalam sepekan ini memperoleh penghargaan yang luar biasa, menjadi tuan rumah berbagai peristiwa bersejarah tingkat dunia.

Ketiga peristiwa itu, sebut Presiden Jokowi, adalah World Economic Forum (WEF) pada Selasa (21/4) lalu, dilanjutkan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) pada Rabu (22/4), dan terakhir adalah Konferensi Parlemen Asia Afrika pada Kamis (23/4) pagi ini.

Terkait Konferensi Parlemen Asia Afrika, Presiden Jokowi mengaku setuju dengan tema yang diusung, yaitu “Strenghtening Role of Parliement in The South-South Cooperation to Promote World Peace and Prosperity”.

Presiden menilai, tema itu sejalan dengan apa yang disampaikannya dalam pembukaan KAA, Rabu (22/4) kemarin, bahwa  negara-negara Asia Afrika kini dituntut untuk melakukan kontekstualisasi tiga nilai utama yang dulu diperjuangkan oleh para pendahulu 60 tahun yang lalu, yaitu: kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas.

Presiden Jokowi memukul gong tanda dimulainya Konferensi Parlemen Asia Afrika, di Gedung DPR-RI, Jakarta, Kamis (23/4) pagi

Presiden Jokowi memukul gong tanda dimulainya Konferensi Parlemen Asia Afrika, di Gedung DPR-RI, Jakarta, Kamis (23/4) pagi

Kontekstualisasi tiga nilai utama tersebut, lanjut Presiden Jokowi,  bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tugas dan tanggungjawab parlemen sebagai representasi dari rakyat . Oleh sebab itu, Presiden gembira, karena agenda-agenda yang akan dibahas dalam sidang parlemen Asia Afrika, sejalan dengan persoalan-persoalan yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika, yaitu masalah perdamaian dan kesejahteraan, peningkatan kemitraan  strategis baru Asia Afrika, dan solidaritas untuk Palestina.

Presiden Jokowi mengakui,  bahwa kerja sama yang dibahas dalam KAA dan WEF akan semakin efektif, apabila memperoleh dukungan penuh dari parlemen-parlemen Asia Afrika. Hal ini berkaitan dengan peran parlemen yang sangat penting sebagai kekuatan checks and balances bagi pemerintah.

“Sebagai representasi suara rakyat, parlemen boleh disebut sebagai perwujudan adagium: Suara Rakyat adalah Suara Tuhan,” tutur Presiden.

Presiden menilai, para anggota parlemen Asia Afrika adalah cahaya moral yang ikut mengawal terwujudnya peningkatan kemakmuran, dan keamanan di dunia, khususnya di Asia Afrika.

Tampak hadir dalam pembukaan Konferensi Parlemen Asia Afrika itu antara lain mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, para Wakil Ketua DPR-RI, Ketua Parlemen Laos, Ketua Parlemen Bahrain, Ketua Parlemen Aljazair, Ketua Parlemen Zimbabwe, mantan Ketua DPR-RI Akbar Tanjung, dan mantan Ketua DPR-RI Marzuki Alie. (Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru