Buka Munas dan Konbes, Presiden Jokowi: Sejarah Buktikan NU Terdepan Dalam Menjaga NKRI

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Februari 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 15.293 Kali
Presiden Jokowi didampingi pengurus PBNU membunyikan angklung untuk membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019, di Kota Banjar, Jabar, Rabu (27/2) siang. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi didampingi pengurus PBNU membunyikan angklung untuk membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019, di Kota Banjar, Jabar, Rabu (27/2) siang. (Foto: Oji/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan terima kasih kepada jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) karena sebagai jamiah diniah islamiah terbesar di Indonesia dan bahkan di dunia sudah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perjuangan, dalam menjaga, dalam merawat negara besar Indonesia yang kita cintai bersama.

“Sejarah telah membuktikan Jam’iyah Nadhlatul Ulama selalu berada di garis terdepan bukan saja dalam merebut kemerdekaan tetapi juga di dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hubbul wathan minal iman,” kata Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) ke-2 tahun 2019 Nadhlatul Ulama, di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2) siang.

Nahdlatul Ulama, lanjut Presiden, juga selalu menjadi yang terdepan untuk mencegah siapapun yang ingin mengganti dasar negara Pancasila, yang mencoba mempertentangkan Pancasila dengan Islam. Karena bagi Nahdlatul Ulama, menurut Presiden, Pancasila adalah solusi kebangsaan yang menjadi konsensus berbangsa dan bernegara sejak Indonesia merdeka.

Untuk itu, Presiden Jokowi menyambut dengan penuh gembira penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama  dan Konferensi Besar (Konbes) ke-2 tahun 2019 Nadhlatul Ulama itu, dan menyampaikan apresiasi mengapresiasi setinggi-tingginya atas tema yang dipilih dalam Munas Konbes ini, yaitu “Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah untuk Kedaulatan Rakyat”.

“Tema ini sangat penting karena menegaskan komitmen yang kuat dari NU untuk menguatkan ukhuwah wathaniyah kita demi kedaulatan bangsa Indonesia tercinta,” ujar Presiden Jokowi.

Jaga Ukhuwah

Dalam acara yang dihadiri oleh pimpinan organisasi-organisasi perempuan, Muslimat, Fatayat, dan organisasi-organisasi lainnya itu, Presiden Jokowi menitipkan pesan, jangan sampai karena urusan, yang paling bawah urusan pilihan bupati, naik lagi urusan pilihan gubernur, atau urusan wali kota, urusan pilihan gubernur, kemudian naik lagi urusan pilpres, semua tidak merasa sebagai saudara sebangsa dan setanah.

“Hati-hati kalau sudah ada rasa seperti itu. Saya mengajak kepada kita semuanya untuk menjaga ukhuwah kita, ukhuwah islamiah kita, ukhuwah wathaniyah kita, sesuai dengan tema di Munas dan Konbes kali ini,” tutur Presiden Jokowi.

Terkait dengan telah datangnya Revolusi Industri 4.0, revolusi industri jilid ke-4, Presiden mengingatkan keluarga besar NU agar jangan sampai kita ketinggalan tapi juga jangan sampai pesimis. “Kita harus optimis bahwa SDM-SDM Indonesia mampu berkompetisi, mampu bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Presiden menjelaskan, tahun ini segera akan dibangun 1.000 BLK (Balai Latihan Kerja) komunitas di pondok-pondok pesantren. Namun Presiden mengaku sudah memerintahkan  kepada Menaker (Menteri Ketenagakerjaan) agar tahun depan minimal 3.000 BLK-BLK komunitas di pondok-pondok pesantren juga harus terbangun.

“Tidak ada, tidak ada kesempatan lagi kita untuk berdiskusi atau merancang. Ini harus segera kita laksanakan, strategi besar pembangunan sumber daya manusia,” tegas Presiden Jokowi seraya menambahkan, kita harus siap dan harus menyiapkan diri sehingga nantinya SDM-SDM premium di negara kita itu semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak.

“Baik nantinya dengan scaling, rescaling, maupun  upscaling. Semuanya harus dikerjakan, mulai dari saf yang paling bawah sampai saf yang paling depan. Tidak ada kesempatan lagi kita untuk berpikir, tetapi yang paling penting adalah bertindak,” sambung Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siraj, dan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar K.H. Munawir Abdulrohim. (AGG/OJI/ES)

Berita Terbaru