Buka Pameran Properti, Presiden Jokowi: Minat Masyarakat Terhadap Rumah Bersubsidi Sangat Besar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 16.848 Kali
Presiden Jokowi saat membuka Pameran Indonesia Properti Expo Tahun 2017, di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/8). (Foto: Humas/Oji)

Presiden Jokowi saat membuka Pameran Indonesia Properti Expo Tahun 2017, di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/8). (Foto: Humas/Oji)

Pada bagian lain pidatonya saat membuka Pameran Indonesia Properti Expo Tahun 2017, di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/8) sore, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyinggung masalah pemberian subsidi pemerintah untuk program pembangunan perumahan rakyat.

Ia menyebutkan, 2015 sampai 2019 subsidi dan belanja untuk perumahan kurang lebih Rp74 triliun dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Ini sebuah angka yang tidak kecil, meloncat sangat tinggi sekali, yang mustinya pergerakan di properti ini akan kencang mustinya,” ujar Presiden Jokowi.

Kemudian ada subsidi juga Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP), yaitu subsidi pemerintah kepada masyarakat yang menginginkan untuk bisa membeli rumah dengan harga yang baik, tidak terbebani oleh bunga. Juga ada subsidi SSB (subsidi selisih bunga) juga ada, disubsidi 7 persen dari bunga yang ada, kurang lebih berarti masyarakat juga hanya membayar kurang lebih 4 sampai 5 persen bunganya.

“Ini kan kecil sekali,” terang Presiden.

Berdasarkan pengalamannya datang ke Cikarang, di perumahan swasta juga bagus. Kemudian di Balikpapan, kualitas lumayan bagus, terakhir di Pekanbaru saya lihat juga, Presiden Jokowi mengaku bertanya langsung ke masyarakat untuk memastikan bahwa pengguna itu mendapatkan manfaat betul.

“Saya tanyakan berapa sebulan diangsur atau dicicil ? Pak, Rp784 ribu/bulan selama 15 tahun, ada yang Rp900 ribu per bulan karena 10 tahun. Ada yang Rp1.100.000 yang 10 tahun. Memang beda-beda, saya lihat di setiap kota beda-beda. Tapi angkanya kurang lebih antara angka Rp700 ribu- Rp900 ribu,” kata Presiden.

Terus, lanjut Presiden, para buruh itu bergaji Rp3.500.000. Artinya, untuk bayar ini tidak memberatkan, karena untuk kontrak pun bayarnya kurang lebih juga antara Rp500 ribu-Rp600 ribu, sehingga tambah sedikit Rp200 ribu, sudah dapat rumah sendiri.

“Itu yang ngomong masyarakat, yang ngomong rakyat. Artinya apa? Masyarakat dimudahkan dengan subsidi FLPP maupun subsidi SSB tadi,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, di setiap dirinya ke kabupaten atau provinsi, selalu menanyakan kapan di kabupatennya? Kapan di provinsinya ada perumahan seperti itu?

“Itu juga menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap rumah yang bersubsidi itu sangat besar, dan memang backlog kita, kekurangan rumah kita memang masih sangat gede sekali,” ungkap Presiden.

Diingatkan Presiden, bahwa kita masih kekurangan 11,4 juta rumah, sangat gede sekali, dan harus dikejar dengan kecepatan pembangunan perumahan yang lebih baik lagi.

Tampak hadir dalam acara itu antara lain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. (DNA/OJI/ES)

Berita Terbaru