Bukan Kekuatan Militer Saja, Presiden Jokowi: Perlu Pendekatan ‘Smart’ Selesaikan Terorisme

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 25.430 Kali
Sesi Foto Bersama KTT G20 Hangzhou, di HIEC, RRT, Minggu (4/9) sore waktu setempat. (Foto: Setpres/Laily)

Sesi Foto Bersama KTT G20 Hangzhou, di HIEC, RRT, Minggu (4/9) sore waktu setempat. (Foto: Setpres/Laily)

Dalam sesi terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara yang tergabung dalam Group 20 (G20) yang membahas tentang isu-isu lain yang turut mempengaruhi ekonomi dunia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat masalah terorisme sebagai salah satu faktor penentu ekonomi dunia. Presiden menegaskan, bahwa serangan teror yang terjadi di berbagai belahan dunia tak dapat dibiarkan begitu saja.

“Belakangan ini saya terus mengamati peningkatan serangan teror yang terjadi di negara anggota G20: Prancis, Turki, dan Indonesia. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Presiden Jokowi di Hangzhou International Expo Center (HIEC), RRT, Senin (5/9).

Di hadapan sejumlah pemimpin negara, Presiden Jokowi mempertanyakan penggunaan kekuatan militer dalam memerangi terorisme. Menurut Presiden, cara terbaik untuk menangani terorisme ialah dengan mengedepankan apa yang disebutnya sebagai smart approach, yang menyeimbangkan pendekatan soft power dan hard power.

Penanganan terhadap terorisme, tegas Presiden Jokowi, membutuhkan kemampuan untuk menemukan akar permasalahan tersebut. Ia menyebutkan, setidaknya ada tiga kesenjangan yang menjadi latar belakang sebuah aksi terorisme.

“Kemiskinan, ketimpangan, dan marginalisasi,” ungkap Presiden.

Diakui Presiden Jokowi bahwa penyebaran teror dan ekstremisme dewasa ini sangatlah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Presiden mengajak kerja sama dunia internasional guna menangani kasus-kasus tersebut.

Menurut Presiden, dibutuhkan koordinasi semua pihak, khususnya dalam pertukaran informasi intelijen dan menghapuskan sumber pendanaan terorisme. “Saya ingin menekankan bahwa terorisme tidak ada korelasinya sama sekali dengan agama manapun,” tekan Presiden.

Pengungsian
Sementara itu menyinggung masalah arus pengungsian yang dihadapi dunia internasional, Presiden Joko Widodo mendorong negara-negara G20 untuk turun tangan dalam penyediaan bantuan kemanusiaan.

“Pada saat yang sama, kita juga harus merenungkan penyebab dari banyak konflik yang mengakibatkan pengungsian massal. Dalam konteks ini, menyelesaikan akar permasalahan adalah yang paling utama,” pungkas Presiden. (DID/ES)

Berita Terbaru