Bukan Nilai Yang Diajarkan Leluhur, Presiden Jokowi: Jangan Terjebak Pada Pusaran Fitnah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Oktober 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.763 Kali
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana menghadiri pembukaan Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN (2018, di Alun-alun Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Minggu (28/10) sore. (Foto: RAHMAT/Humas)

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana menghadiri pembukaan Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN 2018, di Alun-alun Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Minggu (28/10) sore. (Foto: Rahmat/Humas)

Mengakhiri rangkaian kegiatan dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo membuka Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN (FKMA) V Tahun 2018, yang digelar di Alun-alun Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Minggu (28/10) sore.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 300 raja, sultan, permaisuri, ratu, dan pangeran yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), serta perwakilan dari  negara ASEAN seperti Thailand, Singapura,  Filipina, dan Malaysia.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, dalam festival yang dihadiri oleh para Raja, para Sultan, para Pangeran, para Pemangku Adat anggota Forum Silaturahmi Keraton Nusantara itu, kita bisa melihat, betapa perbedaan-perbedaan kita kelihatan.

“Berbeda agama, berbeda adat, berbeda tradisi, berbeda suku. Inilah anugerah yang diberikan Allah SWT terhadap bangsa kita Indonesia. Sekali lagi, berbeda suku, berbeda agama,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengingatkan, perbedaan-perbedaan itu akan menjadi sebuah potensi dan kekuatan apabila kita bersatu, apabila kita rukun. Karena itu, Kepala Negara berpesan, jangan sampai nanti Indonesia maju dalam teknologi tapi mundur dalam kebudayaan, mundur dalam peradaban. Jangan sampai ini terjadi.

“Kemajuan Indonesia harus tetap mengakar kuat pada kearifan lokal Nusantara,” ujar Kepala Negara.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan kepada semuanya untuk terus menjaga persatuan dan kerukunan sebagai aset terbesar bangsa Indonesia. Ia mengingatkan agar jangan sampai terjebak pada pusaran ujaran kebencian, pusaran fitnah, pusaran hoaks.

“Bukan nilai seperti itu yang diajarkan oleh nenek moyang kita, oleh leluhur kita. Bukan sikap seperti itu yang ditunjukkan oleh para raja, para sultan, dan para pemimpin kerajaan-kerajaan Nusantara di masa lalu,” tegas Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengajak semua masyarakat untuk membangun dan mewariskan peradaban Indonesia yang besar, peradaban Indonesia yang mulia, peradaban Indonesia yang terhormat dan bermartabat.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Bupati Sumenep A. Busyro Karim. (UN/RAH/JAY/ES)

Berita Terbaru