Catatan Tentang Inflasi 2014

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Januari 2015
Kategori: Opini
Dibaca: 549.685 Kali

Seorang pedagang beras menjaga tokonya,  di Pasar Senen, Jakarta, Rabu  (22/7).Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2 Januari 2015 melaporkan, bahwa selama Desember 2014 terjadi inflasi sebesar 2,46 persen, lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya (1,5 persen). Dengan demikian, inflasi tahun kalender (Januari-Desember 2014) mencapai 8,36 persen.

Nilai inflasi bulan Desember itu meleset dari target yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2014 sebesar 5,3 persen. Besarnya nilai inflasi tersebut disebabkan oleh peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada seluruh kelompok pengeluaran, dengan penyumbang terbesar berasal dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,06 persen.

Tingginya andil inflasi dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tersebut masih merupakan dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan Oktober.

Kepala BPS, Suryamin, menuturkan bahwa tingginya andil dari kelompok tersebut karena masih terus terjadinya kenaikan harga pada jasa transportasi sampai Bulan Desember. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya berimbas pada jasa transportasi saja, kelompok pengeluaran barang dan jasa juga merupakan kelompok barang dan jasa yang menerima imbas cukup besar, tercermin dari andil yang diberikan oleh kelompok ini terhadap pembentukan inflasi Desember 2014 sebesar 0,64 persen.

Meskipun tingkat inflasi 2014 meleset dari target, namun jika dilihat lebih jauh nilai tersebut masih sedikit lebih rendah dibanding inflasi tahun 2013  sebesar 8,38 persen. Hal ini perlu diapresiasi dengan baik, mengingat selama 2 tahun berturut-turut terjadi kenaikan harga BBM.

Melihat besarnya deviasi yang terjadi tahun ini antara target dan capaian inflasi  yaitu senilai 3,06 persen, kiranya pemerintah ke depannya perlu memberi perhatian yang cukup besar pada kestabilan harga barang dan jasa,. Salah satunya melalui kecukupan pasokan barang terutama pada kelompok volatile food. Hal ini mengingat meskipun pemerintah saat ini telah menurunkan harga BBM, namun faktor cuaca yang cukup ekstrim agaknya akan memberikan dampak cukup sigifikan terhadap ketersediaan pasokan.

(Keasdepan Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan – Setkab)

Opini Terbaru