Cegah Kasus Tolikara, Presiden Jokowi Berharap Umat Beragama Tingkatkan Dialog Dan Sikap Toleran

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Agustus 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 26.701 Kali
Presiden Jokowi memberikan salam kepada Hj. Sinta Nuriyah, istri mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid, saat pembukaan Muktamar ke-33 NU, di Jombang, Jatim, Sabtu (1/8) malam

Presiden Jokowi memberikan salam kepada Hj. Sinta Nuriyah, istri mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid, saat pembukaan Muktamar ke-33 NU, di Jombang, Sabtu (1/8).

Saat memberikan sambutan pada pembukaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU), di GOR Merdeka, alun-alun Kota Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8) malam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung masalah insiden yang terjadi di Tolikara, Papua, saat pelaksanaan Idul Fitri 1436H, pada Jumat (17/7) lalu.

Menurut Presiden Jokowi, kejadian rusuh di Tolikara itu harus menjadi pelajaran berharga, harus menjadi koreksi bagi kita untuk senantiasa membangun komunikasi yang baik antar umat berugama.

“Toleransi yang telah dibangun sejak lama di seluruh Nusantara tidak boleh ternodai karena sikap segelintir orang,” tegas Presiden Jokowi.

Untuk itu, Presiden Jokowi berharap melalui Muktamar ke-33, Nahdlatul Ulama meneguhkan posisinya sebagai   jamiyah diniyah Islamiyah yang moderat.

“Mari kita tingkatkan dialog, sikap toleran, dan komunikasi yang baik dalam kehidupan keagamaan,” kata Presiden Jokowi mengimbau muktamirin.

Jembatan Peradaban

Sebelumnya Presiden Jokowi yang hadir dalam pembukaan Muktamar ke-33 NU dengan mengenakan sarung, jas, dan kopiah itu, mengaku menaruh harapan kepada NU sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia untuk mampu menjadi jembatan peradaban, bukan hanya jembatan bagi perbedaan paham keagamaan tetapi juga menjadi peradaban antar bangsa dalam wujud nyata Islam sebagai rahmatan lil alamin.

“Sebagai jamiyah diniyah Islamiah yang sejak kelahirannya mengedepankan nilai-nilai Islam moderat, saya berharap NU dapat meningkatkan kerjasama dengan berbagai kalangan untuk membangun tatanan dunia yang berkeadilan, khususnya dalam mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan yang merupakan akar dari bentuk-bentuk terorisme dan radikalisme,” kata Kepala Negara.

Dengan sikap NU yang mengutamakan solidaritas kemanusiaan, ukhuwah basyariah, Kepala Negara menilai warga Nahdliyin telah berperan besar dalam membangun peradaban antar bangsa yang semakin terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

“Dengan cara itu Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia akan selalu dikenang menjadi rujukan dunia,” tutur Jokowi.

Atas nama negara dan pemerintah, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap keluarga besar NU atas peran besar dalam menjaga ke-Indonesia-an dan kebhinekaan.

Dengan karakter NU yang sering menggiatkan semangat toleransi, kebersamaan, dan musyawarah untuk mufakat, Presiden  berkeyakinan bahwa Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama akan berjalan dengan lancar, damai, sejuk, dan sukses.

Tampak hadir dalam acara pembukaan Muktamar ke-33 NU itu antara lain Ibu Negara Iriana,  mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Hj. Shinta Nuriyah (istri mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid), Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko PMK Puan Maharani, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Jatim Soekarwo. (DND/DNS/ES)

Berita Terbaru