Cegah Penularan COVID-19 di KRL, Kemenhub Minta Tes Acak Terus Dilanjutkan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Juni 2021
Kategori: Berita
Dibaca: 853 Kali

Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi COVID-19 yang dilakukan di Stasiun Bogor, Jabar, beberapa waktu lalu. (Foto: Dokumentasi BPMI Setpres)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter untuk melanjutkan pengetesan COVID-19 secara acak terhadap calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 di KRL.

“Upaya ini dilakukan dalam rangka memberikan rasa aman kepada penumpang KRL bahwa yang menaiki KRL adalah mereka yang benar-benar dalam kondisi sehat di tengah adanya peningkatan kasus COVID-19,” ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, dikutip dari laman Kemenhub, Selasa (29/06/2021).

Sebelumnya pada 19 Juni 2021 lalu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah menginstruksikan kepada jajaran PT KAI dalam hal ini KAI Commuter untuk melakukan tes acak kepada calon penumpang KRL Jabodetabek. Hal ini dilakukan menyusul adanya peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan dan adanya varian baru virus yang tingkat penularannya lebih tinggi. Sementara, dilaporkan jumlah pengguna KRL Jabodetabek terus meningkat mencapai 400-500 ribu orang per hari.

“Kami mengapresiasi pihak KAI Commuter yang telah melaksanakan tes acak rapid antigen kepada calon penumpang KRL Jabodetabek di enam stasiun yaitu Stasiun Manggarai, Tanah Abang, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Cikarang, sejak 21 Juni 2021 lalu,” ujar Adita.

Berdasarkan data dari KAI Commuter, dari hasil tes acak yang dilakukan sejak 21 hingga 27 Juni 2021 di enam stasiun, tercatat sekitar 912 calon penumpang KRL telah dilakukan pengetesan menggunakan rapid test antigen.

“Walaupun dalam minggu kemarin dilaporkan telah terjadi penurunan jumlah penumpang KRL per harinya menjadi sekitar 126 ribu penumpang per hari. Sebagai upaya antisipasi, Bapak Menhub telah menginstruksikan untuk tetap dilanjutkan tes secara acak,” tutur Adita.

Lebih lanjut Adita mengungkapkan, sejumlah inisiatif telah dilakukan Kemenhub bersama para operator transportasi untuk melakukan pengendalian transportasi. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penularan COVID-19 pada transportasi publik seperti KRL, yang menjadi angkutan massal favorit masyarakat untuk melakukan mobilitasnya di sekitar Jabodetabek.

Sejumlah inisiatif yang telah dilakukan antara lain, melakukan pembatasan jumlah penumpang sebanyak 74 orang per gerbong kereta dan mengatur jarak antrian penumpang yang akan masuk ke stasiun dan akan naik ke kereta. Kemudian, secara rutin terus mengumumkan penerapan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), tidak bicara di dalam kereta, dan memakai baju lengan panjang. Pengumuman dilakukan di stasiun, maupun di dalam KRL melalui berbagai media yang tersedia.

Selain itu, inisiatif lainnya yaitu menyediakan bus sebagai alternatif angkutan untuk mencegah kepadatan penumpang KRL. Berdasarkan data dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub, sebanyak sepuluh bus telah disediakan di dua stasiun kereta api, yaitu Stasiun Bogor sebanyak enam bus dan Stasiun Cikarang sebanyak empat bus. Rute yang dituju dari Stasiun Bogor yaitu Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Manggarai dan Stasiun Tebet. Sedangkan rute yang dituju dari Stasiun Cikarang yaitu Stasiun Manggarai dan Stasiun Sudirman.

“Kami terus mengingatkan kepada masyarakat yang masih beraktivitas menggunakan transportasi umum agar selalu disiplin menjaga protokol kesehatan dan diimbau menggunakan masker dobel yaitu masker medis yang dilapisi dengan masker kain sebagaimana imbauan dari Satgas COVID-19,” pungkas Adita. (HUMAS KEMENHUB/UN)

Kunjungi laman resmi Kemenhub melalui tautan ini.

Berita Terbaru