Dari Mekaar Sampai Bank Wakaf, Presiden Jokowi: Pemerintah Sekarang Punya Program Ekonomi Umat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Februari 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 16.232 Kali
Presiden Jokowi memenuhi permintaan selfi warga saat penyerahan 600 KUR, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/2) sore. (Foto: AGUNG/Humas)

Presiden Jokowi memenuhi permintaan selfi warga saat penyerahan 600 KUR, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/2) sore. (Foto: Agung/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, pemerintah sekarang ini punya program-program ekonomi umat, program ekonomi rakyat. Yang pertama, menurut Presiden, ada yang namanya Program Mekaar.

Pinjamannya memang hanya sedikit, menurut Presiden, Rp2 juta, mengangsurnya baik menyicilnya baik jadi Rp4 juta, naik, Rp4 juta, bagus cicilannya, naik menjadi Rp8 juta.

“Ini yang kredit mikro untuk pedagang asongan, untuk yang jualan nasi uduk, untuk yang jualan bakso, bisa mengambil yang Program Mekaar,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri acara Penyaluran 600 Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ketahanan Pangan dan Aksi Ekonomi Untuk Rakyat, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/2) sore.

Yang kedua, lanjut Presiden, juga ada program yang namanya UMi, UMi (Ultra Mikro). Ini lebih kecil lagi, tambah Presiden, juga sama, bisa dipakai untuk usaha-usaha kecil-kecil yang di rumah, bisa mengambil ini.

Kemudian kalau naik, tambah Presiden, lebih banyak mengambilnya harus KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bisa pinjamannya sampai Rp500 lima juta.

Kepala Negara mengingatkan, yang namanya meminjam itu harus bayar, harus menyicil, harus mengangsur, disiplin. Kalau disiplin, sambung Kepala Negara, namanya baik, bisa tambah ke atas.

Untuk itu, Kepala Negara berpesan, agar masyarakat hati-hati menggunakan uang pinjamannya.

Jangan sampai dapat Rp30 juta, sambung Kepala Negara, besoknya pergi ke dealer sepeda motor, pulang naik sepeda motor, gagah, padahal sepeda motornya masih nyicil juga, KUR-nya juga nyicil juga ke bank.

“Enam bulan enggak bisa nyicil ke dealer enggak bisa mengangsur ke bank, sepeda motornya diambil dealer, KUR-nya juga diambil asetnya. Nah hati-hati, hati-hati,” tutur Kepala Negara.

Uang pinjaman itu, menurut Kepala Negara, harus semuanya dipakai untuk modal usaha. Semuanya harus dipakai untuk modal kerja, sambung Kepala Negara, jangan sampai dipakai yang lain.

Kalau nanti usahanya sudah untung, menurut Presiden, mau beli baju silakan, mau beli kebaya silakan, dari keuntungan, bukan dari uang pinjaman.

Bank Wakaf Mikro

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah juga memiliki yang namanya Bank Wakaf Mikro, yang didirikan di pondok-pondok pesantren. Memang belum semuanya, lanjut Presiden, tapi Bank Wakaf Mikro ini telah didirikan di 44 pondok pesantren.

“Satu pondok diberikan modal kurang lebih Rp8 miliar, tapi itu untuk pinjaman ibu-ibu di pondok maupun di lingkungan pondok pesantren,” ungkap Presiden Jokowi seraya menambahkan, program sudah berjalan dua tahun dan akan dievaluasi agar pondok-pondok yang lain juga bisa diberikan Bank Wakaf Mikro.

Selain itu, Presiden menjelaskan, dalam rangka pembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Tahun ini, sambung Presiden, juga akan dibangun seribu BLK (Balai Latihan Kerja) komunitas di pondok-pondok pesantren, agar santri-santri ini juga belajar keterampilan.

Diharapkan nantinya, sambung Presiden, santri-santri kalau bekerja misalnya di bank syariah itu nantinya juga bisa naik kelasnya, ada yang jadi manajer bank syariah.

“Ini yang akan kita mulai pada tahun ini, kita bangun kurang lebih seribu BLK Komunitas. Tahun depan rencana kita akan kita bangun 3.000 BLK Komunitas di pondok-pondok pesantren. Bukan hanya untuk santri tapi juga untuk lingkungan di sekitar pondok pesantren,” kata Presiden Jokowi.

Ia menyebutkan, Indonesia sekarang berhadapan dengan persaingan antarnegara, kompetisi antarnegara, sehingga keterampilan ini harus diperbaiki, di-upgrade, ditingkatkan.

Caranya, menurut Presiden, dengan training-training, dengan pelatihan-pelatihan sehingga nanti yang berkaitan dengan pengolahan pertanian, peternakan, industri kreatif, dan industri fashion, semua bisa memasuki pasar-pasar, bukan hanya pasar dalam negeri tapi juga pasar luar.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (OJI/AGG/ES)

Berita Terbaru