Di Depan Fund Managers AS, Presiden Jokowi: Indonesia Terus Perbaiki Iklim Investasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dirinya memiliki prioritas menjadikan Indonesia sebagai tempat yang menarik bagi investor, baik investor domestik maupun internasional. Langkah konkrit yang telah dilakukan adalah dengan mengeluarkan atau merevisi sejumlah peraturan yang menghambat serta menyederhanakan prosedur dan menghilangkan hambatan yang tidak penting dalam proses perizinan.
Kami terus memperbaiki iklim investasi yang telah menjadi bagian dari paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan, termasuk menyederhanakan prosedur dan menghapus ketidakpastian, kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan Fund Managers dari seluruh Amerika Serikat (AS) di Willard Intercontinental Hotel, Washington DC, Selasa (27/10) siang.
Presiden Jokowi mengatakan, sebelum memasuki dunia politik, dirinya adalah seorang pengusaha furniture berorientasi ekspor selama 22 tahun. Saat menjadi pengusaha, Jokowi mengaku sangat membenci red tape dan melanggar peraturan. Sebagai seorang pengusaha, pengiriman tepat waktu, harga yang kompetitif, dan kualitas tinggi adalah hal yang penting, ungkapnya.
Karena itu, sebagai seorang Presiden, Jokowi mengaku memiliki prioritas menjadikan Indonesia sebagai tempat yang menarik bagi investor, baik investor domestik maupun internasional.
Presiden Jokowi lantas mengatakan niat yang disampaikannya kapada Presiden AS Barack Obama saat bertemu di Gedung Putih, Washington DC, AS, untuk bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP).
Ini menunjukkan keseriusan Indonesia untuk melakukan perubahan dan memodernisasi di bidang ekonomi, kata Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, saat ini Indonesia tidak lagi sekedar menjaga agar fundamen perekonomian yang antara lain menjaga defisit fiskal tidak melebihi 3% dari Growth Domestic Product (GDP) dan independensi bank sentral dalam menjaga stabilitas harga.
Indonesia juga kini mulai bergerak untuk lebih memperhatikan sektor swasta, baik dalam maupun asing yang sudah menyumbang sekitar 40-50% GDP, papar Presiden Jokowi.
Selain itu, disadari juga bahwa dunia usaha dan industri Indonesia harus terintegrasi dalam mata rantai suplai regional dan global. Untuk itu, disamping masalah regulasi, juga harus didukung infrastruktur seperti pelabuhan dan pergudangan. Pembangunan infrastruktur itulah, kata Presiden Jokowi, yang kini sedang gencar dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Presiden menjelaskan, Indonesia merupakan bagian dari market-economy, salah satu buktinya adalah nilai tukar mata uang Indonesia ditentukan oleh pasar. Oleh karena itu, lanjut Presiden, Pemerintah Indonesia harus mendengar apa yang disuarakan oleh pasar.
Saya di sini untuk mengatakan bahwa kami mendengarkan suara itu dengan jelas, ujar Presiden yang disambut tepuk tangan meriah peserta pertemuan fund managers di Willard Intercointenantal Hotel, Washington DC itu.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya fokus terhadap suatu permasalahan. Fokus itu penting, atau tidak ada masalah yang dapat diselesaikan, kata Presiden.
Untuk itulah, sejak awal pemerintahannya, Presiden Jokowi selalu mengambil langkah satu per satu untuk mengatasi permasalahan yang ada. Langkah pertama adalah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak ke program yang lebih membawa manfaat bagi rakyat. Selanjutnya adalah mempercepat pembangunann infrastruktur.
Dan sekarang, kami tengah fokus pada sektor swasta, ujar Presiden.
Meski demikian, lanjut Presiden Jokowi, reformasi ekonomi yang tengah dijalani Indonesia tidak dapat selesai dalam waktu sekejap. Untuk itu kami terus melakukan upaya dan perbaikan sampai semua dapat terlaksana dengan baik, pungkasnya. (UN/SI/ES)