Di Forum APEC 2017, Presiden Tekankan Konektivitas, Pemberdayaan Petani dan Nelayan serta UMKM

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 November 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 16.366 Kali
Wamenlu AM Fachir di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11) memberikan jawaban kepada pers usai mendampingi Presiden Jokowi dalam rangkaian kegiatan APEC. (Foto: Humas/Nia).

Wamenlu A.M. Fachir di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11) memberikan jawaban kepada pers usai mendampingi Presiden Jokowi dalam rangkaian kegiatan APEC. (Foto: Humas/Nia).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggarisbawahi beberapa hal prinsip-prinsip, yakni globalisasi itu harus inklusif dan perlu mengambil langkah-langkah agar masyarakat juga disiapkan untuk menghadapi era digital.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri luar Negeri A.M. Fachir di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11) usai mendampingi Presiden Jokowi dalam rangkaian kegiatan APEC. 

Terkait dengan agenda APEC, Wamenlu menyampaikan seperti dimaklumi bahwa Indonesia sebagai ketua pada waktu di Bogor 1994 dan berhasil menginisiasi Bogor Goals 2020.

“Dan karena itu menjadi komitmen kita juga agar yang belum selesai itu diselesaikan, antara lain mengenai kemudahan-kemudahan untuk perdagangan dan investasi,” lanjut Wamenlu.

Secara khusus, lanjut Wamenlu, ada penekanan-penekanan untuk ke depan yang disampaikan oleh Presiden, antara lain adalah mengenai infrastruktur dan konektivitas maritim, kelautan, kemudian fasilitasi perluasan akses pasar buat produk-produk pembangunan yang tentu saja berkontribusi pada kesejahteraan rakyat serta deregulasi.

“Terkait hasil-hasil KTT sendiri, para leaders itu menyepakati sebuah dokumen yang disebut Deklarasi Da Nang dan seperti yang saya sebutkan tadi dokumen ini cukup solid, mengapresiasi capaian-capaian APEC saat ini,” tambah A.M. Fachir.

Pada saat yang sama juga, lanjut Fachir, sifatnya melihat ke depan dan antara lain adalah tetap memegang teguh prinsip yang disebut free and open regionalism.

Ia juga menambahkan bahwa Presiden Jokowi mendorong tercapainya Bogor Goals 2020 dan tetap mendukung sepenuhnya sistem perdagangan multilateral berdasarkan aturan WTO.

“Untuk ke depannya para pemimpin juga membentuk APEC Vision Group untuk membantu menyusun visi baru setelah 2020 atau APEC Pasca 2020. Ada beberapa yang secara khusus kita perjuangkan dan masuk di dalam dokumen ini antara lain adalah sebagai negara maritim tentu kita ingin agar dampak negatif dari IUU fishing itu ditangani dengan baik,” ujar Wamenlu.

Lebih lanjut, disampaikan Menlu, dibahas pembangunan konektivitas di daerah-daerah terpencil, pemberdayaan petani dan nelayan untuk ketahanan pangan, dan internasionalisasi UMKM.

“Artinya bagaimana UMKM dapat didukung, sehingga mempunyai kapasitas, bisa juga mendapatkan akses ke pasar internasional,”  tambah Fachir.

Pertemuan Bilateral
Selain KTT APEC, sebagaimana disampaikan Wamenlu, Presiden Jokowi juga melakukan sejumlah pertemuan bilateral.

“Tadi sudah disampaikan ada pertemuan bilateral tadi pagi sudah ada dengan Australia,” kata Fachir.

Sebelumnya, menurut Wamenlu, sempat juga secara pull aside Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Papua Nugini (PNG), sebagai ketua atau tuan rumah APEC tahun depan. Dalam pertemuan tersebut, secara gamblang Presiden Jokowi menyampaikan dukungan Indonesia terhadap Keketuaan PNG pada APEC tahun depan.

“Dukungan itu ditampilkan baik secara substansi maupun juga dukungan-dukungan yang sifatnya administratif, keprotokolan, pengamanan, dan lain sebagainya,” pungkas Wamenlu. (MIT/EN)

Berita Terbaru