Di Forum B20, Presiden Ungkap Tiga Strategi Besar Indonesia Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 November 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 2.437 Kali

Presiden Jokowi berbicara di B20 Summit, Senin (14/11/2022), di BNDCC, Bali. (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus menyampaikan pidato kunci pada penutupan pertemuan B20 atau B20 Summit, Senin (14/11/2022), di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan tiga strategi besar yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terjadi saat ini, mulai dari pandemi, perang, hingga krisis pangan, energi, dan ekonomi.

“Perlu strategi besar, yang sudah sering saya sampaikan, itu secara konsisten terus kita jalankan,” ujar Kepala Negara.

Strategi pertama, hilirisasi industri. Presiden menyampaikan, pemerintah Indonesia mulai menghentikan ekspor bahan mentah sehingga mendatangkan nilai tambah, meningkatkan pendapatan negara, hingga menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

Presiden mencontohkan, Indonesia mendorong penghentian ekspor biji nikel sekaligus mendorong penciptaan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Saya hanya menawarkan kepada Prime Minister Anthony Albanese, di Australia ada litium, kita punya nikel, kalau digabung itu sudah jadi baterai mobil listrik. Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albanese, untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” ujarnya.

Presiden pun mengundang Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese yang turut menjadi pembicara dalam pertemuan untuk bekerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik tersebut.

“Saya hanya menawarkan kepada Prime Minister Anthony Albanese, di Australia ada litium, kita punya nikel, kalau digabung itu sudah jadi baterai mobil listrik. Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albanese, untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” ucapnya.

Strategi kedua, pengembangan ekonomi hijau atau green energy. Presiden memaparkan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang sangat besar hingga mencapai 434 ribu megawatt, baik dari hydropower, geotermal, tenaga surya, angin, hingga tidal wave.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengundang para investor untuk berinvestasi dan menjalin kerja sama dalam membangun ekonomi hijau di Indonesia.

“Kami telah menyiapkan di Kalimantan Utara, 30 ribu hektar lahan untuk green industrial park, yang nantinya saya yakin akan berbondong-bondong investor datang untuk membangun produk-produk hijau dari Indonesia. Karena di dekat kawasan itu ada Sungai Kayan yang bisa memproduksi energi bersih, energi hijau, sebesar 13 ribu megawatt yaitu hydropower,” ujarnya.

Strategi ketiga adalah, melakukan digitalisasi. Presiden menekankan pentingnya para pengusaha besar untuk membantu para pelaku usaha kecil dan mikro agar dapat masuk ke platform digital. Indonesia menargetkan pada tahun 2024 sebanyak 30 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) onboarding ke platform digital.

“Kita sudah tiga tahun ini memasukkan usaha kecil, usaha mikro, untuk masuk ke digital platform. Dan, sudah sampai saat ini, sudah ada 19 juta usaha kecil, usaha mikro, yang sudah masuk ke platform-platform digital, dari 64 juta UMKM yang kita miliki,” kata Presiden.

Secara khusus, Presiden Jokowi juga meminta India yang akan memegang presidensi B20 selanjutnya untuk meneruskan upaya untuk terus menggandeng usaha mikro dan kecil.

“Saya mengucapkan selamat bekerja bagi Presidensi B20 India di tahun depan. Saya optimis B20 akan semakin solid dan terus berkembang,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukur karena meskipun di tengah goncangan Indonesia masih dapat menjaga pertumbuhan ekonominya. Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen dan di kuartal III tumbuh lebih kuat di 5,72 persen.

“Inflasi juga bisa kita kelola di angka, di September karena kenaikan harga BBM, naik menjadi 5,9 persen, tetapi di bulan Oktober inflasi kita sudah bisa turun lagi di angka 5,7 persen. Managing Director dari IMF menyampaikan, Kristalina menyampaikan, bahwa Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia,” pungkasnya. (MAY/UN)

Berita Terbaru