Dianugerahi Penghargaan Asosiasi Jurnalis Korea, Presiden Jokowi: Indonesia Akan Menjadi Negara Terbuka

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 21.648 Kali
Presiden Jokowi saat berdialog dengan mahasiswa Ajou University (17/5). (Foto: Humas/Anggun)

Presiden Jokowi saat berdialog dengan mahasiswa Ajou University di Seoul, (17/5). (Foto: Humas/Anggun)

Mengakhiri agenda hari ketiga di Seoul, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Ajou University (17/5). Dalam kesempatan itu pula, Presiden Jokowi mendapatkan penghargaan dari Asia Journalist Association (AJA). Penghargaan diberikan oleh President of Journalist Association of Korea, Lee Sang-ki.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa teknologi telah membuat dunia menjadi tanpa batas dan media sosial membuat dunia berputar semakin cepat. “Pilihannya hanya ada dua, menjadi negara terbuka atau tertutup. Pikiran saya bagi Indonesia yang tepat adalah kita menjadi negara yang terbuka.”

Dalam dialognya bersama mahasiswa Ajou, Jokowi mengatakan pentingnya untuk selalu optimis melihat ke depan dan sekeliling karena di situ juga tempat belajar.

“Kesulitan apapun pasti ada solusinya. Saya meyakini untuk memenangkan persaingan kita harus bekerja lebih keras dari yang lain. Belajar tidak hanya di sekolah tapi di kehidupan dan pengalaman yang sulit,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan selalu berbincang dengan nelayan, petani karena dari situ diketahui kesulitan yang dialami dan dari keluhan itu biasanya muncul solusi dari mereka.

“Semakin banyak saya mendengar, semakin banyak pengalaman yang saya miliki. Kesulitan akan mendewasakan kita, akan memperkuat leadership kita,” pesan Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa yang paling penting untuk negara di Asia adalah adanya konektivitas antar negara, baik yang berupa infrastruktur maupun hubungan antara masyarakatnya.

“Kesulitan yang dialami suatu negara harus diselesaikan bersama-sama oleh negara yang lain. Integrasi seperti itu yang dibutuhkan, baik integrasi ekonomi maupun integrasi politik dan sosial budaya. Saya yakin Asia bisa menjadi kuat apabila negara-negaranya melakukan itu,” tambah Presiden ke-7 Republik Indonesia di hadapan mahasiswa Ajou.

Belajar dan mencari pengalaman, menurut Presiden yang paling penting bagi anak muda, misalnya hari libur jangan main gadget, tapi menambah pengalaman bisa belajar animasi, seperti fashion, digital ekonomi.

“Ke depan digital ekonomi akan memiliki pasar yang besar. Itu adalah masa depan anak muda karena ke depan semuanya akan berjualan, memasarkan produk menggunakan aplikasi IT,” pungkas Presiden Jokowi.

Acara ini sekaligus menutup rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Korea Selatan. Presiden Jokowi dijadwalkan meninggalkan Seoul pada hari Rabu (18/5) menuju Sochi, Rusia untuk mengikuti agenda Russia-ASEAN Summit Meeting. (GUN/EN)

Berita Terbaru