Didominasi Bahan Bakar Mineral, Nilai Ekspor Maret 2017 Capai 14,59 Miliar Dollar
Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan, bahwa nilai ekspor Indonesia sepanjang Maret 2017 telah mencapai 14,59 miliar dollar AS atau meningkat 15,68 persen dibanding ekspor Februari 2017. Sementara jika dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Maret 2016 meningkat 23,55 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Maret 2017 mencapai 40,61 miliar dollar AS atau meningkat 20,84 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, bunyi siaran pers BPS yang dirilis Senin (17/4) siang.
Dari total nilai ekspor 14,59 miliar itu, menurut BPS, ekspor nonmigas Maret 2017 mencapai 13,11 miliar dollar AS, naik 14,86 persen dibanding Februari 2017, demikian juga dibanding ekspor Maret 2016 naik 24,03 persen.
BPS menjelaskan, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2017 terhadap Februari 2017 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 459,4 juta dollar AS (32,84 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada berbagai produk kimia sebesar 31,8 juta dollar AS (9,05 persen).
Ekspor nonmigas Maret 2017 terbesar, menurut siaran pers BPS itu, adalah ke Tiongkok yaitu 1,78 miliar dollar AS, disusul Amerika Serikat 1,51 miliar dollar AS, dan Jepang 1,26 miliar dollar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,72 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,46 miliar dollar AS.
Impor Juga Naik
Meskipun realisasi ekspor Maret 2017 menunjukkan angka peningkatan, data BPS juga menunjukkan bahwa realisasi impor Indonesia pada Maret 2017 mencapai 13,36 miliar atau naik 17,65 persen dibanding Februari 2017. Namun jika dibandingkan Maret 2016 meningkat 18,19 persen.
Menurut BPS, impor nonmigas pada Maret 2017 mencapai 11,10 miliar dollar AS atau naik 24,94 persen dibanding Februari 2017, begitu pula jika dibanding Maret 2016 meningkat 13,81 persen. Sedangkan impor migas Maret 2017 mencapai 2,26 miliar dollar AS atau turun 8,54 persen dibanding Februari 2017, dan naik 45,70 persen jika dibanding Maret 2016.
Peningkatan impor nonmigas terbesar Maret dibanding Februari 2017 adalah golongan mesin dan peralatan listrik US$399,4 juta (36,84 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan benda-benda dari besi dan baja 85,8 miliar dollar AS (40,06 persen), bunyi siaran pers BPS itu.
BPS juga menyebutkan, bahwa nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama JanuariMaret 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 4,75 persen, 18,05 persen, dan 6,52 persen.
Adapun negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama JanuariMaret 2017, menurut data BPS, adalah Tiongkok dengan nilai 7,75 miliar dollar AS (25,75 persen), Jepang 3,42 miliar dollar AS (11,34 persen), dan Thailand 2,15 miliar dollar AS (7,15 persen). Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,87 persen, sementara dari Uni Eropa 9,45 persen. (Humas BPS/ES)