Dipanggil Presiden Ke Istana, Sutiyoso Dapat Bekal Jabat Kepala BIN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Juli 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 21.554 Kali

sutiyoso_20150610_130201Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang telah menyelesaikan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi I DPR-RI, Selasa (30/6) lalu, dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/7).

Sutiyoso mengaku mendapat bekal dari Presiden Jokowi terkait jabatan baru yang akan diembannya sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Ia menyebutkan, Presiden memberinya beberapa tugas untuk membenahi BIN, baik menyangkut struktur organisasi, kualitas personel, maupun kelengkapan sarana dan prasarana.

“Presiden meminta saya untuk mencari tahu apakah struktur organisasi BIN telah cukup berfungsi dan sesuai dalam menjawab tantangan jaman mengingat tanggung jawab lembaga tersebut sangat luas,” kata Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso kepada wartawan.

Sutiyoso menjelaskan, permasalahan utama BIN sekarang adalah personel. Ia menilai jumlah personel BIN saat ini masih jauh dari ideal. “Dibutuhkan sedikitnya 5.000 personel. Tapi yang ada sekarang cuma 1.975 personel atau masih kurang 3.000 orang,” ujarnya.

Menurut Sutiyoso, ia berencana memenuhi kebutuhan ideal itu secara bertahap. Tahap pertama adalah merekrut 1.000 personel dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu, yang terutama disiapkan untuk menghadapi Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 mendatang.

“Kondisi itu harus bisa kita pantau sedini mungkin. Sekarang satu anggota BIN meng-counter (mencakup wilayah kerja) tiga kabupaten. Inilah yang untuk menutupi ini,” terang Bang Yos.

Mengenai masalah kualitas personel yang juga dimintakan Presiden Jokowi untuk dicek masing-masing, Sutiyoso berencana akan menyekolahkan mereka lagi. Bahkan ia menargetkan semua personel BIN sudah menempuh pendidikan pascasarjana atau strata 2 dan strata 3.

Sutiyoso juga mengakui BIN perlu memiliki alat-alat informasi teknologi (IT) dan teknologi komunikasi yang sangat canggih. Ia menyebutkan, kalau tidak punya alat yang super canggih, kita akan jebol terus, disadap, termasuk pengalaman beberapa waktu lalu lalu, saat komunikasi presiden dan pejabat tinggi negara disadap.

Terkait terorisme, menurut Sutiyoso, Presiden Jokowi juga menyinggung masalah ini.  I”Baru-baru ini kan ada di Paris, Kenya, Turki. Itu kita harus waspada agar hal ini tidak terjadi di tempat kita,” kata Bang Yos menirukan pesan Jokowi.

Mengingat beratnya beban yang harus dilakukan itu, menurut Bang Yos, anggaran BIN harus disesuaikan. Namun Bang Yos realistis hal itu harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran. (*/ES)

 

 

Berita Terbaru