Diresmikan Presiden Jokowi Bulan Depan, Pemerintah Usulkan Tarif MRT Jakarta Rp8.500 – Rp10.000

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Februari 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 15.744 Kali
Wapres Jusuf Kalla didampingi Menhub dan Gubernur DKI menjajal MRT Jakarta, dari Bundaran HI ke Lebak Bulus PP, Kamis (20/2). siang. (Foto: Humas Kemenhub)

Wapres Jusuf Kalla didampingi Menhub dan Gubernur DKI menjajal MRT Jakarta, dari Bundaran HI ke Lebak Bulus PP, Kamis (20/2). siang. (Foto: Humas Kemenhub)

Pemerintah mengusulkan tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta atau Ratangga Fase I yang pengoperasiannya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret depan pada kisaran angka Rp8.500–Rp10.000.

“Pemerintah mengusulkan untuk tarif dengan rute HI ke Lebak Bulus berada di kisaran Rp. 8.500–Rp. 10.000,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menjajal MRT Jakarta Fase I dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Lebak Bulus dan Lebak Bulus ke Bundaran HI, Jakarta, Rabu (20/2) siang.

Namun demikian, Menhub menyampaikan, bahwa masalah tarif MRT merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena hal tersebut berkaitan dengan subsidi. “Mereka akan hitung komersialnya berapa dan nanti subsidinya berapa, kemudian tarif nett-nya itu ditentukan oleh DKI,” terang Menhub.

Sebelumya Wapres Jusuf Kalla mengemukakan, bahwa transportasi massal yang digunakan untuk publik harus disubsidi untuk menekan biaya operasional sehingga bisa murah. Kalau tidak disubsidi, jelas Wapres, maka harganya akan mahal seperti taksi.

“Ya tidak ada di dunia ini angkutan umum yang tidak disubsidi, kecuali taksi. Angkutan umum massal semuanya  itu umumnya disubsidi,” kata Wapres.

Dengan disubsidi, lanjut Wapres, maka rakyat akan memperoleh keuntungan ekonomis secara langsung. Sedangkan keuntungan ekonomis, menurut Wapres, akan diperoleh pemerintah dalam jangka panjang.

“MRT itu kreditnya 40 tahun, saya yakin uang tersebut tahun ini dapat menguntungkan secara bisnis,” sambung Wapres.

Wapres Jusuf Kalla menilai, MRT Jakarta telah memenuhi modal transportasi yaitu, nyaman, aman dan tepat waktu. Moda transportasi ini, sambung Wapres, juga sangat ramah dengan disabilitas, di haltenya MRT menyediakan toilet khusus disabilitas, blok taktil, ruang kursi roda pada kereta api ke 3 dan 4, serta lantai yang selevel dengan peron dan evalator.

Bulan Depan

Mengenai pembangunan MRT Jakarta dari Bundaran HI ke Stasiun Kota (Fase IIA), Menhub Budi K. Sumadi menginformasikan, akan dilakukan Bulan Maret 2019. Sedangkan Stasiun Kota ke Ancol (fase IIB), sambung Menhub, akan dilakukan studi terlebih dahulu agar pembangunan lebih efektif.

“Untuk tahap ke II bulan depan sudah akan dimulai pembangunan dari HI ke Stasiun kota. Sedangkan Stasiun Kota ke Ancol kita studi, kita harapkan keduanya selesai pada tahun 2024,” jelas Menhub. (Humas Kemenhub/ES)

Berita Terbaru