Diresmikan Presiden Senin Sore, Jembatan Merah Putih Jadi Ikon Baru Kota Ambon
Salah satu agenda yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja yang dilakukan mulai Senin (4/4) siang ini, adalah meresmikan Jembatan Merah Putih, yang terletak di kota Ambon, Maluku.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku bersyukur, jembatan yang pembangunannya sempat beberapa kali tertunda itu sudah selesai dan siap diresmikan oleh Presiden.
“Alhamdulillah sudah selesai dan bisa diresmikan Bapak Presiden sore nanti. Kita tahu dalam perjalanannya, sempat beberapa kali tertunda, termasuk yang terakhir karena adanya gempa pada tahun baru 2016 yang mengakibatkan pergeseran sejauh 9 cm, ternyata masih bisa (diteruskan),” kata Menteri Basuki saat meninjau lokasi persiapan peresmian Jembatan Merah Putih, akhir pekan lalu.
Jembatan Merah Putih yang membentang di Teluk Dalam Pulau Ambon ini, menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka), Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Desa Hative Kecil/Galala, Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Jembatan tersebut kini menjadi ikon baru Kota Ambon dan merupakan bangunan kebanggaan Indonesia dan Masyarakat Maluku khususnya,
Kawasan Teluk Ambon
Jembatan Merah Putih dibangun untuk menunjang pengembangan fungsi kawasan Teluk Ambon sesuai dengan Tata Ruang Kota Ambon, dimana Desa Rumah Tiga (Poka) sebagai kawasan pendidikan dan Durian Patah-Telaga Kodok sebagai kawasan Permukiman, serta menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada khususnya pada Jazirah Leihitu.
Jembatan Merah Putih diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Kota Ambon menuju Bandara Pattimura dan sebaliknya, sehingga biaya operasi kendaraan dapat berkurang.
Sebelum ada Jembatan Merah Putih, Jarak Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon yang berkisar 35 km harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Desa Rumah Tiga (Poka) dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, belum termasuk waktu antri.
Jembatan yang akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia Bagian Timur ini memiliki panjang 1.140 m yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka sepanjang 520 m, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala sepanjang 320 m, dan jembatan utama sepanjang 300 m yang merupakan tipe jembatan khusus. Sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 m.
Jembatan Merah Putih dibangun sejak tanggal 17 Juli 2011 dengan total biaya sebesar Rp772,9 miliar. Dana tersebut termasuk biaya untuk pembangunan bangunan pelengkap yaitu Underpass Jalan Sudirman sebagai tempat berputar kendaraan yang dari/ke Jembatan Merah Putih.
Pada Bulan Maret 2016 telah dilakukan pengujian statik dan dinamik pada Jembatan Merah Putih untuk mendapatkan gambaran lebih jelas lagi mengenai kondisi aktual jembatan.
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan respons sesungguhnya dari struktur jembatan terhadap beban statik dan dinamik, mengetahui kekakuan struktur dan perilaku getaran struktur serta kekuatannya.
Pengujian dilakukan menggunakan 44 truk stand by yang masing-masing beratnya 8 ton atau total 352 ton. Uji coba dengan 44 truk ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Semua truk ini dimasukkan satu per satu ke tengah jembatan untuk menguji coba kemampuan kelenturan dari jembatan tersebut.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelenturan jembatan sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasilnya baik dan tidak ada masalah. (BKP Kementerian PUPR/ES)