Ditargetkan Selesai Juni, Bentang Tengah Jembatan Holtekamp Jayapura Berhasil Diangkat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Februari 2018
Kategori: Nusantara
Dibaca: 7.037 Kali

Jembatan HoltekampMelalui evaluasi yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui DIrektorat Jenderal Bina Marga mengizinkan pengangkatan bentang tengah Jembatan Holtekamp yang berada di Teluk Hamadi, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu, (21/2), atau sehari setelah dilakukan penghentian sementara seluruh pekerjaan konstruksi layang Selasa (20/2) lalu.

Pengangkatan satu dari dua bentang tengah jembatan dengan bobot mencapai 2.000 ton itu membutuhkan waktu satu minggu dan dilanjutkan dengan pengangkatan bentang tengah jembatan yang kedua.

Setelah kedua bentang tengah tersebut terangkat, akan dilakukan penyambungan dan pengelasan yang membutuhkan waktu 4 hari, pemasangan bondek untuk plat lantai, pemasangan bearing, pembesian dan pengecoran lantai jembatan yang ditargetkan selesai Juni 2018.

Bentang tengah Jembatan Holtekamp sebelumnya telah menempuh perjalanan sejauh 3.200 km dengan waktu tempuh 19 hari dari Surabaya, karena diproduksi di PT. PAL Indonesia.

Pengangkatan satu dari dua bentang tengah Jembatan Holtekamp itu disaksikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto yang juga Kepala Sub Komite Jalan dan Jembatan KKK dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga yang juga merupakan anggota KKK.

Arie setiadi menjelaskan proses pengangkatan ini merupakan kegiatan konstruksi pertama yang dilakukan dengan pengawasan ketat terhadap pemenuhan ketentuan keamanan dan keselamatan konstruksi.

“Untuk dapat melanjutkan pekerjaan elevated tersebut, penanggung jawab pekerjaan dan pelaksana pekerjaan menyampaikan kembali desain dan metode kerjanya. Kami lakukan pengecekan ulang seluruhnya secara detil dan Alhamdulillah mendapat persetujuan. Proses pengangkatan yang semula direncanakan jam 8 WIT mundur menjadi hampir jam 14.00 WIT,” kata Arie.

Kehadiran Jembatan Holtekamp dengan total panjang 732 meter tersebut akan memangkas waktu tempuh pengguna jalan dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam menjadi 60 menit.

Selain itu, Jembatan Holtekamp diyakini akan mendorong pengembangan kawasan pertumbuhan baru, menumbuhkan sektor pariwisata dan sebagai ikon baru kebanggan Indonesia khususnya Papua.

Pembangunan dilakukan oleh konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya dengan biaya Rp 1,7 triliun.

Direktur Jembatan Iwan Zarkasi menekankan aspek inovasi yang menjadi nilai lebih dari pembangunan Jembatan Holtekamp. Semula jembatan akan dibangun dengan menggunakan cablestay, namun karena keterbatasan luasan lahan tempat kerjanya dan keterbatasan peralatan pada pelaksanaannya mengalami perubahan dengan memproduksinya di PT. PAL Indonesia di Surabaya.

Hasilnya penyelesaian bentang tengah jembatan lebih cepat dan selain itu cara tersebut juga mengurangi dampak lingkungan terhadap laut bila dibandingkan pengerjaan dengan cara biasa dengan penggunaan tower sementara atau perancah yang dapat menimbulkan pencemaran.

Pengiriman bentang tengah jembatan dengan panjang 112 meter tersebut yang dilakukan dengan jalur laut juga menjadi cerita tersendiri. Diharapkan pengalaman pengerjaan Jembatan Holtekamp dapat diterapkan di lokasi lainnya. (BKP Kementerian PUPR/ES)

Nusantara Terbaru