Dorong Peningkatan UMKM ASEAN – Korsel, Presiden Jokowi Desak Korut Lakukan Denuklirisasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 25.099 Kali
Presiden Jokowi bersama para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan Korsel berfoto bersama di NCC, Vientianne, Laos, Rabu (7/9) sore

Presiden Jokowi bersama para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan Korsel berfoto bersama di NCC, Vientiane, Laos, Rabu (7/9) sore

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak Korea Utara (Korut) untuk menghormati semua Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait dengan denuklirisasi. Presiden juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan hal-hal yang dapat memprovokasi. Desakan Presiden Jokowi itu disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN – Republik Korea atau Korea Selatan (Korsel) Ke-18, di National Convention Centre (NCC), Vientiane, Laos, Rabu (7/9) sore.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyinggung mengenai pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di ASEAN dan Korsel, menyerap sekitar 90% dari tenaga kerja yang ada dan memberikan kontribusi yang lebih 50% terhadap GDP.

“Presiden memberikan saran agar di dalam konteks hubungan bilateral dengan Republik Korea maka UMKM dapat diberdayakan dengan meningkatkan produktivitas, meningkatkan inovasi, teknologi, dan riset,” kata Menlu Retno Marsudi.

Presiden juga menekankan mengenai pentingnya kerja sama dalam konteks industri kreatif. Karena, Korsel memiliki kemampuan di bidang industri kreatif yang cukup besar. Presiden mengatakan, potensi industri di Korsel mencapai sekitar 26 miliar dollar AS, sementara di ASEAN secara   keseluruhan mencapai sekitar 50 miliar dollar AS.

Bagi ASEAN, lanjut Menlu, Korsel memegang peran yang cukup besar karena merupakan mitra dagang ke-5 terbesar bagi ASEAN. Pada tahun 2015, angka perdagangan ASEAN dengan Korsel senilai 122 miliar dollar AS. Sementara di bidang investasi juga merupakan mitra yang cukup besar, mitra yang ke-5 juga.

Terkait people-to-people contact, menurut Menlu, Presiden Jokowi juga mengemukakan fakta bahwa pada 2015 terdapat 7 juta orang yang melakukan mobilitas di antara ASEAN dengan Republik Korea.

“Kita perlu terus mendorong kerja sama ASEAN-Republik Korea melalui peningkatan pertukaran antar masyarakat dan pemuda di bidang alih pengetahuan ekonomi kreatif dan pendirian ASEAN Culture House di Busan tahun 2017,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Menlu, tahun depan adalah tahun yang akan sarat dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya untuk meningkatkan pemahaman antara masyarakat kedua belah pihak. Tahun depan kita sudah sepakat untuk menjadikan 2017 sebagai Tahun Pertukaran Budaya ASEAN – Republik Korea.  (EN/ES)

 

 

Berita Terbaru