Dukung KSPN Manado-Bitung-Likupang, Pemerintah Bangun ‘Waterfront City’ Pantai Malalayang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 2.103 Kali

Maket pembangunan Waterfront City Manado-Bitung-Likupang.(Foto: Kementerian PUPR)

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen dalam memberikan dukungan pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang disebut sebagai 10 “Bali baru”. Salah satu wilayah yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 adalah KSPN Manado-Bitung-Likupang.

Dukungan yang diberikan Kementerian PUPR meliputi pembangunan Sumber Daya Air, jalan dan jembatan, penataan infrastruktur permukiman, dan penyediaan perumahan. Total anggaran yang digunakan untuk pengembangan KSPN Manado-Bitung-Likupang pada tahun 2020 sebesar Rp520 miliar atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp187 miliar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur PUPR dilakukan secara terpadu untuk menunjang pengembangan kawasan strategis nasional, termasuk pariwisata, lumbung pangan, industri, perdesaan, dan perkotaan metropolitan.

“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur,” jelas Menteri Basuki Hadimuljono.

Anggaran 2020 salah satunya digunakan untuk pengembangan kawasan wisata Pantai Malalayang di Kota Manado yang berdekatan dengan kawasan Bunaken, Tomohon-Tondano dan Bitung-Lembeh. Penataan Pantai Malalayang didesain sebagai Public Beach Promenade sepanjang 1,2 kilometer dengan mengutamakan peningkatan figurasi ruang publik kota yang membentang tepi pantai, sehingga akan menjadi waterfront city untuk mempercantik wajah kota yang menghadap pantai.

Promenade Pantai Malalayang juga didesain sebagai beach walk dan ruang aktivitas pluralistik warga. Pengunjung dapat berjalan kaki menikmati panorama pantai di antara pepohonan atau sekadar duduk-duduk di tepi pantai, dan berolahraga.

Di beberapa titik promenade didesain dengan bangunan landmark yang membuat visual kawasan semakin menarik, seperti cultural space yang merupakan open theatre, beberapa tower dermaga dengan desain bangunan tradisional Manado, kios tower, dan dermaga sebagai penanda gerbang kawasan serta koridor hijau/Green Tunnel Corridor yang dikonservasi di sepanjang promenade untuk pengendara mobil dan motor.

Pantai Malalayang berada di tepi jalan Trans Sulawesi, berjarak 21,2 km dari Bandara Sam Ratulangi, 8 km dari pusat Kota Manado dan 66,2 km dari Pantai Paal. Potensi yang dimiliki Pantai Malalayang, di antaranya adalah keberadaan situs bersejarah Batu Lrana yang merupakan batu bekas dua telapak kaki leluhur Minahasa, yaitu Opo Posumah atau Dotu Kaburoi serta terdapat green tunnel dan panorama pemandangan pantai sepanjang 1,2 km.

Pantai Malalayang sendiri sudah memiliki beberapa landmark eksisting yang juga membutuhkan penanganan pengembangan, yaitu Tugu Bobocha dan Pier Spiritual. Pengembangan desain Tugu Bobocha dilakukan untuk mendukung keindahan promenade dan menjadi landmark kawasan yang menarik dengan mengadaptasi kearifan lokal dari bentuk Ikan Raja Laut.

Pengembangan promenade Pantai Malalayang tidak mengesampingkan kebutuhan para pedagang yang sudah ada di kawasan tersebut. Penataan dilakukan Kementerian PUPR dengan pembangunan 48 kios di 2 unit kios tower dan dermaga serta 36 kios di 2 unit warung apung. (Kementerian PUPR/EN)

Berita Terbaru