Dukungan Presidensi G20 Indonesia Kuat, Menlu: Everything is on the Right Track

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Juni 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 1.063 Kali

Menlu Retno LP Marsudi (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan bahwa di tengah situasi dunia yang rumit dan sulit dukungan terhadap Presidensi G20 Indonesia masih sangat kuat.

Alhamdulillah di tengah situasi yang sangat rumit dan sulit ini, dukungan terhadap presidensi Indonesia di G20 masih sangat kuat dan diskusi terkait substansi di semua Working Group sampai saat ini berjalan dengan baik. Sehingga dapat saya sampaikan bahwa everything is on the right track,” ujar Menlu dalam keterangan persnya, Rabu (22/06/2022), secara virtual.

Retno menambahkan, Indonesia pun berkomitmen untuk mendorong G20 menjadi katalis pemulihan ekonomi global di tengah situasi yang sangat sulit ini.

“Dunia memang sedang menghadapi situasi yang sangat sulit saat ini. Situasi ini justru mendorong presidensi Indonesia untuk lebih aktif dalam menjadikan G20 sebagai katalis bagi pemulihan ekonomi global,” ujarnya.

Menurut Menlu, Indonesia juga terus melakukan komunikasi intensif di semua lapisan. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) dan sejumlah pemimpin dunia lainnya.

“Komunikasi intensif terus dilakukan di semua layer. Baru-baru ini, Presiden RI juga melakukan pembicaraan per telepon antara lain dengan Sekjen PBB, dengan Kanselir Jerman, Perdana Menteri Pakistan, dan juga dengan Presiden Turki,” ucapnya.

Sementara itu, kata Retno, pihaknya terus melakukan komunikasi intensif dengan para menlu G20 dan mitra dari negara lainnya. Dalam rangkaian kunjungan luar negerinya beberapa bulan ini terakhir Retno juga mengangkat isu yang menjadi prioritas Presidensi G20 Indonesia, termasuk rencana pertemuan para menlu G20 yang akan diselenggarakan di Bali tanggal 7-8 Juli 2022.

“Di tengah situasi yang sangat sulit dan kompleks ini, kita memilih untuk tidak menggunakan ‘megaphone diplomacy’ agar tujuan besar yang bermanfaat bagi dunia dapat terwujud,” pungkasnya. (DND/UN)

Berita Terbaru