Evaluasi Sampai 2017, Proyek P3SON Hambalang Tetap Dilanjutkan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 22.555 Kali
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Seskab Pramono Anung memberi keterangan kepada wartawan, di kantor presiden, Jakarta, Senin (2/5) petang. (Foto: JAY/Humas)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Seskab Pramono Anung memberi keterangan kepada wartawan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/5) petang. (Foto: Humas/Jay)

Hasil evaluasi tim independen yang terdiri atas para pakar dari beberapa universitas, antara lain ITB (Institut Teknologi Bandung), UI (Universitas Indonesia), dan UGM (Universitas Gadjah Mada), pada prinsipnya menyimpulkan bahwa proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, di Sentul, Jawa Barat, tetap bisa dilanjutkan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, hasil evaluasi itu sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/5) sore.

“Jadi seperti yang disampaikan oleh Pak Seskab, Bapak Presiden menyampaikan oke, kita akan bangun Hambalang. Tapi karena ada beberapa syarat yang disampaikan oleh tim tadi, tim pakar tadi, pertama bahwa bisa dilanjutkan dengan menyesuaikan daya dukungnya,” kata Basuki kepada wartawan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/5) petang.

Mengutip evaluasi tim pakar independen, Menteri Basuki menilai, pembangunan Hambalang ini kemarin adalah seperti dokter umum yang menangani sakit jantung. “Jadi sakitnya sakit jantung, tapi ditangani oleh dokter umum,” ujarnya.

Basuki menjelaskan, saat ini, tim pakar betul-betul meneliti tiga aspeknya, dari segi geologi dan geologi teknik, dari segi gerakan tanahnya, dan dari segi aspek bangunannya.

Dari segi aspek bangunan, lanjut Menteri PUPR, masih tegak semua. Sementara dari gerakan tanah, yang bergerak tanah-tanah timbunan. Untuk itulah, kata Basuki, pembangunan selanjutnya dapat dilakukan memperhatikan daya dukungnya betul-betul.

“Karena ini di atas Formasi Jatiluhur, lempung clay shale itu. Untuk itu, syaratnya dilakukan lagi penelitian gerakan tanahnya. Kemudian kita harus cek dulu pondasi-pondasi bangunan yang lalu itu sampai betul nggak sampai pada batuan dasarnya. Kemudian harus diatur tata salirnya atau tata airnya,” kata Basuki seraya menyebutkan, jangan sampai ada air yang meresap ke dalam kawasan Hambalang itu, karena clay shale itu kalau kena panas kayak kerupuk, tapi kalau kena air dia mengembang.  “Jadi sangat sensitif sekali,” sambungnya.

Untuk itulah, Presiden Joko Widodo memberi waktu kepada Kementerian PUPR. “Oke, kalau gitu tahun ini sisa waktu tuntaskan penelitiannya, tapi tetap dilanjutkan nantinya,” jelas Basuki mengutip Presiden Joko Widodo.

Mengenai kelanjutannya, Basuki menjelaskan, apakah masih mungkin kalau sekarang ini ada sebelas bangunan, nanti sesuai dengan daya dukung. Mungkin tidak harus sebelas-sebelasnya dibangun. Yang tadinya delapan atau enam lantai, mungkin harus dipotong.

Kemudian, apakah nanti pemanfaatannya masih tetap untuk Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON), menurut Menteri PUPR, itu juga harus dikaji. “Itu nanti ditunggu sampai 2017, karena kita sekarang juga sedang fokus di Asian Games. Intinya itu,” tukas Basuki. (DND/FID/ES) 

Berita Terbaru