Fadjroel Jadi Jubir, Bey: Belum Ada Kabinet, Presiden Jokowi Dibantu Tim 7

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Oktober 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 1.018 Kali

Bey Manchmudin (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membentuk tim yang beranggotakan 7 (tujuh) orang untuk membantunya menyusun kabinet yang akan diumumkannya secara langsung pada Rabu (23/10) besok.

“Ketujuh orang itu adalah Pratikno, Pramono Anung, Retno Marsudi, Moeldoko, Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, dan Alex Lay,” kata Bey Machmudin, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, dalam keterangan persnya di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10) siang.

Menurut Bey, ketujuh orang itu diberi tugas oleh oleh Presiden khusus untuk membantu selama belum ada kabinet terbentuk. Karena itu, kalau kemarin ada yang bertanya Pratikno dalam kapasitas apa ada di lingkungan istana, menurut Bey, karena sudah diberi tugas khusus oleh Presiden.

“Hanya diberi tugas, tidak ada kriteria khusus, cuma diberi tugas langsung oleh Presiden untuk membantu Presiden selama penyusunan kabinet ini,” tegas Bey.

Jubir Presiden

Dalam kesempatan itu Bey Machmudin juga memperkenalkan Aktifis Fadjroel Rahman yang kemarin telah dipanggil oleh Presiden Jokowi sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, dan juga merangkap sebagai Juru Bicara Presiden.

“Keputusan Presiden (Keppres) penugasan per tanggal 21 Oktober 2019,” jelas Bey.

Fadjroel sendiri mengaku pada Senin (21/10) kemarin, ada penugasan khusus yang diberikan oleh Presiden berdasarkan Surat Keputusan Presiden sebagai Staf Khusus Presiden di Bidang Komunikasi dengan pembidangan sebagai Juru Bicara Presiden.

“Jadi artinya apa yang sudah saya sampaikan kemarin bahwa teman-teman semua lah yang menjadi mitra kerja saya ternyata terbukti dengan surat yang sudah ditandatangani oleh Presiden tersebut per 21 Oktober berarti per kemarin, jadi sebenarnya kemarin itu sudah dibuatkan. Jadi pertemuan saya dengan Pak Jokowi adalah penugasan khusus,” terang Fadjroel.

Menurut Fadjroel, tahun 2015 sebenarnya sudah ada penugasan khusus dari Presiden Jokowi sebagai komisaris utama di Adhi Karya, untuk menjalankan program infrastruktur yang dijalankan melalui kontraktor karya yaitu BUMN.

“Jadi ini sebenarnya penugasan khusus kedua dari Presiden kepada saya yaitu menjadi Juru Bicara Presiden,” ucap Fadjroel.

Dengan jabatan barunya sebagai Staf Khusus Presiden, menurut Fadjroel, dirinya tidak perlu mundur sebagai Komisaris Utama Adhi Karya.

“Tidak ada, tetap bisa dijalankan ternyata secara hukum. Jadi tidak tidak ada masalah, kalau jadi Menteri baru saya harus meninggalkan. Ya merangkap jabatan,” kata Fadjroel. (HIM/OJI/ES)

 

Berita Terbaru