Festival Budaya Anak Bangsa: Mahasiswi Malaysia Apresiasi Booth BPPD Kaltim
Keanekaragaman tampilan seni budaya dan program pengembangannya pada booth Badan Pembangunan Perbatasan Daerah (BPPD) Provinsi Kalimantan Timur, di Festival Budaya Anak Bangsa 2015 yang dihelat di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (21/11), mendapat apresiasi yang sangat antusias dari empat orang mahasiswi asal Malaysia.
Keempat mahasiswi yang sedang menimba ilmu di Universitas Negeri Jakarta itu tertarik dengan tampilan rural development yang menyajikan beragam kegiatan usaha mikro mengolah dan membuat kerajinan anyaman rotan oleh kaum perempuan dari daerah perbatasan.
Menurut Salwa, juru bicara dari ke-4 mahasiswi asal Malaysia itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sangat peduli dengan usaha-usaha pelestarian seni budaya adat Suku Dayak melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat perbatasan. Usaha itu banyak melibatkan kaum perempuan di dalam kegiatan ekonomi kreatif berbasis budaya dan seni tradisional seperti anyaman rotan dan lain sebagainya, ujarnya.
Banyak tampilan potret yang menggambarkan ritual adat setempat seperti menganyam rotan, nugal (menanam padi gunung), menari bahkan mencari ikan di Sungai Mahakam. Juga tampilan eksotika view alam pesisir Pulau Maratua yang menyajikan pesona wisata pantai dan menyelam di kedalaman tertentu. Berbagai potret view terumbu karang dan biota laut ditampilkan secara apik berikut tata lampu yang menarik dalam sebuah poster.
Sementara itu pendiri Yayasan Mekar Pribadi Jakarta, Oetari Noor Permadi, yang bertindak sebagai event organizer acara pameran dan festival budaya mengatakan, acara yang digelar tiap tahun ini menampilkan beragam ritual kebudayaan dan seni tarian musikal dari daerah perbatasan. Ia menyebutkan, untuk tarian dan tarian musikal dari Provinsi Kalimantan Timur diwakili oleh kabupatan perbatasan Kabupaten Mahakam Ulu.
Beragam penampilan seni tari dan musikal dari Kabupaten Mahakam Ulu, kata Oetari yang merupakan mantan Penyiar Berita TVRI Jakarta, mencuri perhatian pengunjung yang terdiri travel agent dan stakeholders kepariwisataan nasional. Tema pameran dan festival tahun ini adalah Asah Kepedulian Melalui Seni dengan maksud agar generasi muda menjadi lebih peduli kepada sesama dan lingkungannya melalui kegiatan seni.
Adapun Kepala Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha BPPD Kaltim Drs, Husaini di mengatakan, stand Kalimantan Timur memberi warna lain dari tampilan stand-stand yang mengikuti pameran.
Tema yang diusung pada booth Provinsi Kalimantan Timur adalah Rural Development dalam hal ini, sejalan dengan orientasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dimana fokus kegiatannya adalah program-program berbasis desa di perbatasan. Program berbasis desa perbatasan adalah fokus orientasi kegiatan dari BPPD Kaltim, terang Husaini.
Menurut Husaini, wilayah perbatasan termasuk pulau-pulau kecil terluar dan terdepan di Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Namun demikian spektrum pembangunan masih tertinggal bila dibanding dengan wilayah perbatasan negara tetangga.
Hal ini mengakibatkan terjadinya disparitas atau kesenjangan pembangunan, kurangnya sarana dan prasarana publik baik secara kuantitas maupun kualitas. Seperti misalnya ruang untuk jaringan informasi dan komunikasi dan berbagai aspek lainnya. (BPPD Kaltim/ES)