Festival Lingkungan-Iklim-Kehutanan-Energi EBT Road to COP28 UNFCCC-Dubai UAE 2023, di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Provinsi DKI Jakarta, 18 September 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 September 2023
Kategori: Sambutan
Dibaca: 284 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Festival Lingkungan-Iklim-Kehutanan-Energi EBT Road to COP28 UNFCCC-Dubai UAE 2023, 18 September 2023  

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati ketua dan pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara, hadir bersama kita Ibu Ketua DPR RI Ibu Puan Maharani, Bapak ketua KY (Komisi Yudisial);
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju beserta Panglima TNI dan Kapolri yang juga hadir;
Yang Mulia para duta besar negara-negara sahabat dan pimpinan lembaga multilateral;
Yang saya hormati Gubernur DKI beserta para gubernur, bupati, dan wali kota yang hadir, para rektor dan akademisi, para pimpinan dunia usaha dan asosiasi;
Yang saya hormati ketua adat, ketua kelompok perhutanan sosial, aktivis pendamping, penyuluh;
Yang saya hormati kelompok pemulung, bank sampah, dan para pendamping;
Yang saya hormati masyarakat energi terbarukan, komunitas sepeda Bike to Work, anak-anak muda Indonesia;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

Hati-hati, hati-hati, ancaman perubahan iklim sudah nyata dan sudah kita rasakan dan dirasakan semua negara di dunia. Suhu bumi yang semakin panas, cuaca juga semakin panas, kekeringan ada di mana-mana, bukan hanya di Indonesia saja. Akhirnya apa? Ada krisis pangan, beberapa negara kekurangan pangan, baik itu gandum, baik itu beras, yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya, 19 negara sekarang sudah setop, ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi. Sehingga banyak negara yang harga berasnya naik, termasuk di Indonesia sedikit naik. Hati-hati mengenai hal ini.

Yang kedua, kerusakan lingkungan. Hati-hati kerusakan lingkungan, baik itu di sekitar kita, baik itu lahan hutan, tropical rainforest kita, baik itu hutan mangrove kita, hati-hati. Saya titip kepada para pegiat lingkungan, kepada ketua adat, kepada kelompok perhutanan sosial, para penyuluh, agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, para pegiat lingkungan mulai. Nanti kalau musim hujan datang, semua nanam pohon, semua nanam pohon, semua nanam pohon, setuju.

Hati-hati juga karena panas, es di kutub mencair dan air permukaan laut naik. Pulau-pulau kecil kita sudah terdampak, pulau-pulau kecil di Kepulauan Pasifik sudah banyak yang hilang, hati-hati. Oleh sebab itu, yang di pesisir saya ajak para nelayan, pegiat lingkungan untuk nanam mangrove lagi di pesisir-pesisir kita, setuju? Kita sudah beri contoh di Denpasar kita memiliki nursery, memiliki persemaian yang satu tahun bisa memproduksi kira-kira enam juta bibit. Saya kira tidak hanya di Denpasar yang dulu kita tunjukkan ke para pemimpin negara-negara G20. Mereka kagum terhadap proses persemaian yang ada di situ. Itu baru mangrove, kita memiliki juga di Mentawir. Jadi IKN itu sebelum dibangun, persemaiannya sudah dibangun dulu, kapasitasnya 15 juta bibit per tahun. Bapak-Ibu bisa lihat sekarang ke Mentawir di Kalimantan Timur. Yang di dekat sini ada di Rumpin, di Bogor, kapasitasnya enam juta bibit per tahun, ada bibit albasia, ada bibit eukaliptus, ada bibit durian, semua di situ ada.

Hati-hati, kerusakan lingkungan ini banyak menyebabkan kita menderita, tanah longsor. Kenapa kita buat di Rumpin, di Bogor? Karena tanah longsor banyak terjadi di Jawa Barat. Banjir, Bapak-Ibu lihat sekarang ini banjir di Libia, 11 ribu orang meninggal dan masih 10 ribu yang masih belum ketemu. Banjir, hati-hati. Perubahan iklim menghantui semua negara.

Sekali lagi, saya ajak kita semua untuk bersama-sama merehabilitasi hutan, menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan kita, apalagi di Kota Jakarta, di DKI Jakarta, pohonnya kurang, kendaraannya banyak, yang terjadi polusi, yang terjadi sekarang ini yang di Jakarta banyak orang batuk-batuk. Ini tadi yang batuk-batuk ini pasti dari Jakarta. Termasuk yang bersepeda juga hati-hati, kalau pas bersepeda pakai masker.

Yang ketiga, dunia sekarang ini sedang transisi menuju kepada ekonomi hijau, semua negara mengarahkan, karena kita semua takut terhadap perubahan iklim yang ada. Sekali lagi, transisi menuju ke ekonomi hijau. Di semua negara sekarang ini daur ulang sampah dikerjakan, produksi produk-produk industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik dimulai semua, dibangun di negara-negara yang siap, biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semuanya yang berbau green, yang berbau hijau, semuanya sekarang ini mulai dikerjakan di semua negara. Industri baterai untuk kendaraan listrik dimulai dan kita juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik karena kita punya bahan bakunya di sini, nikel kita punya, kobalt kita punya, mangan kita punya.

Tapi hati-hati, saya ingatkan kalau di sini ada perusahaan tambang yang hadir, setelah menambang harus diperbaiki lahan itu, setuju? Jangan langsung ditinggal, dibiarkan, akan saya cek satu per satu. Dan, sekarang ini sudah ada peraturan menteri, baru saja keluar, setiap perusahaan tambang harus memiliki pusat persemaian, harus punya nursery center, sehingga setiap habis nambang langsung ditanam, langsung ditanam, langsung ditanam, supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan yang semakin parah. Wajib, karena sudah ada peraturan menterinya baru saja keluar.

Dan, saya sangat senang sekarang ini perhutanan sosial dan hutan adat, tadi sudah disampaikan oleh Bu Menteri Kehutanan, yang dibagi sudah 6,3 juta hektare. Dan, juga ini, ada yang sudah menerima? Bisa diangkat? Bisa ditunjukkan? Bahwa betul-betul sudah Bapak-Ibu terima semuanya, sudah, sudah terima semuanya. Oh, yang di atas itu juga diangkat, semuanya diangkat biar kelihatan bahwa ini sudah Bapak-Ibu terima semuanya. Tapi kalau sudah terima, saya juga akan cek apakah digunakan secara produktif atau tidak. Jangan hanya mau terima, ternyata ditelantarkan, harus ditanami, harus produktif, setuju? Yang tidak produktif dicabut, setuju? Saya dengar setuju semua loh ini.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, marilah kita jaga lingkungan hidup kita, baik yang biotik maupun abiotik, sehingga negara kita Indonesia ini tetap hijau, lingkungannya baik, udaranya bersih, dan kita bisa menikmati hidup di negara yang kita cintai ini. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih.

Sambutan Terbaru