Fifi Aleyda Yahya Bagikan Kiat Berbicara Di Depan Publik pada Pegawai Setkab

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Desember 2023
Kategori: Berita
Dibaca: 1.187 Kali

Fifi Aleyda Yahya saat menjadi pembicara di Setkab, Kamis (14/12/2023), di Aula Gedung III, Kemensetneg, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Agung)

Sekretariat Kabinet (Setkab) menggelar workshop mengenai public speaking di Aula Gedung III, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Kamis (14/12/2023). Workshop yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan DWP Setkab Fest 2023 ini menghadirkan pembawa berita Fifi Aleyda Yahya sebagai narasumber. Acara ini dihadiri, antara lain, oleh Wakil Sekretaris Kabinet (Waseskab) Fadlansyah Lubis serta sejumlah pejabat dan pegawai di lingkungan Setkab.

Dalam paparannya, Fifi menekankan pentingnya komunikasi dua arah dan memperhatikan audiens saat berbicara di depan publik.

“Audiens adalah bagian dari paket komunikasi yang kita lakukan dan pesan apa yang kita sampaikan,” kata Fifi.

Fifi menambahkan, pembicara juga harus mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik audiens. Fifi mencontohkan, jika audiens yang dituju mayoritas hanya bisa berbahasa daerah tertentu maka penting bagi pembicara untuk dapat menguasai bahasa daerah tersebut.

“Kalau kita berada di wilayah yang orangnya lebih banyak berbahasa daerah sementara kita tidak fasih bahasa tersebut, sayang sekali pesannya tidak akan sampai. Jadi tidak perlu takut untuk menunjuk juru bicara atau penyampai pesan yang bisa masuk ke audiens yang dituju,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fifi juga menekankan peran signifikan seorang juru bicara dalam memengaruhi penerimaan masyarakat terhadap pesan atau kebijakan yang disampaikan oleh pemerintah.

“Tokohnya yang menyampaikan itu siapa. Kenapa tokohnya penting? Karena manusia itu pada saat merekam pesan, dia juga merekam visual. Jika disampaikan oleh sosok yang lemas, tidak berenergi, atau sosok yang sinis, yang defensif, pesan itu akhirnya berbalik menjadi blunder atau tidak efektif untuk disampaikan,” ujarnya

Pemilihan juru bicara yang tepat, imbuh Fifi, juga sangat penting dalam menyampaikan hal yang berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

“Sosok yang menyampaikan itu juga harus berempati juga, sosok yang humble. Pesannya sudah enggak enak, disampaikan oleh sosok yang dingin, itu juga kurang bisa menyampaikan pesan itu dengan baik. Akhirnya orang terpancing untuk malah sebal sama kita,” ucapnya.

Tak hanya kemampuan berbicara, kata Fifi, gestur saat menyampaikan pesan juga memegang peranan penting dalam berbicara di depan publik. Fifi meyakini, dengan gestur yang tepat, pesan juga dapat tersampaikan dengan baik.

“Pada saat kita duduk, menurut penelitian, kita kan akhirnya jadi ada jarak, dan kita tidak bisa benar-benar membantu pernyataan kita dengan gestur. Sementara body language menentukan kita pada saat menyampaikan jadi jauh lebih menarik daripada misalnya kita pasif, duduk, berjarak dengan audiens,” tandasnya. (DND/UN)

Berita Terbaru