Gerakkan Ekonomi Daerah, Pemerintah Gelar Sail Karimata 2016 di Kayong Utara

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Agustus 2016
Kategori: Nusantara
Dibaca: 19.945 Kali
Selat Karimata di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat

Selat Karimata di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat

Guna mendukung pencapaian target mendatangkan 20 juta wisatawan dalam kurun waktu lima tahun sejak 2014, pemerintah akan menyelenggarakan event Sail (pelayaran) Selat Karimata pada tahun 2016. Acara tersebut akan dilaksanakan secara berurutan di Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bangka Belitung, Kalimantan Barat serta Kabupaten Kayong Utara.

“Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung dari tanggal 17 Agustus-15 Oktober 2016. Sail Karimata merupakan gabungan dari kegiatan pelayaran, riset, seminar kemaritiman, pelayanan kesehatan, bakti sosial, festival seni dan budaya, festival kuliner serta kompetisi bahari,” kata Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek & Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman, Sjafri Burhanuddin, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hampir sama dengan kegiatan sail sebelumnya, tahun ini rangkaian kegiatan sail dimulai dengan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-7, yang dilaksanakan di Pulau Enggano, salah satu pulau terluar di Provinsi Bengkulu.

Selain itu, agar wisatawan mancanegara mau berkunjung ke provinsi dan kabupaten penyelenggara sail tersebut, pemerintah mengundang komunitas pengguna kapal pesiar/yachter dari luar negeri.

Menurut catatan humas Pemkab Kayong Utara, kurang lebih sudah ada 30 yachter dari 14 negara yang mendaftar untuk mengikuti rangkaian kegiatan Sail Karimata.  

Kemenko Kemaritiman sebagai koordinator kegiatan sail menekankan pentingnya event pariwisata tahunan itu untuk menjadi penggerak roda perekonomian di kawasan Indonesia bagian barat. “Kami tidak ingin sekali event ini selesai terus tidak ada apa-apa setelahnya, harus ada impact (dampak) yang dirasakan rakyat,” kata Deputi IV Kemenko Kemaritiman itu.

Agar gelaran Sail Karimata dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kayong Utara, menurut Sjafri, pemerintah pusat secara intensif melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah terkait. “Hal ini diperlukan agar kebutuhan daerah benar-benar dapat diinventarisasi,” ujarnya.

Ada beberapa rencana pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan menjelang kegiatan sail ke-8 ini di Kabupaten Kayong Utara maupun Bangka Belitung. Pembangunan tersebut antara lain pembangunan dan pelebaran jalan, pembangunan drainase dan gorong-gorong, pemugaran dan penataan obyek wisata sejarah & purbakala, pembuatan trotoar, serta pemecah ombak di Pantai Pasir Padi.

Menurut Sjafri, kegiatan ini melibatkan beberapa kementerian dan lembaga pemerintah diantaranya  Kemenko Kemaritiman, Kemenko PMK, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dekin (Dewan Kelautan Indonesia), Kemensos, Kementerian BUMN, Kemendes, Kemenristekdikti, KemenPUPR, Setkab, TNI AL, Pemprov Jambi, Kepri, Bangka Belitung, dan Pemkab Kayong Utara.

Kegiatan sail yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga pemerintahan tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2009, diantaranya adalah Sail Bunaken, Sail Banda, Sail Belitong, Sail Morotai, Sail Komodo, dan Sail Raja Ampat. Pemerintah mendesain kegiatan sai-sail tersebut untuk membantu percepatan pembangunan di lokasi destinasi.

Secara terpisah, Gubernur Kalbar Cornelis berharap agar kegiatan Sail Selat Karimata 2016 yang diikuti oleh peserta mancanegara tersebut bisa dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk dapat mempromosikan semua potensi yang dimiliki.

“Yang dapat dipromosikan, mulai dari potensi budaya, flora dan fauna, kekayaan alam, kerajinan tangan dan lain sebagainya, sehingga kegiatan Sail Karimata 2016 nanti dapat membawa efek positif dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke atau peningkatan investasi di Kabupaten Kayong Utara,” ujar Gubernur seperti dikutip dari web Kabupaten Kayong Utara.

Contoh event pariwisata yang memiliki tujuan serupa dengan kegiatan sail adalah kompetisi balap sepeda internasional Tour de Flores yang digelar pada Bulan Mei lalu. Untuk memperlancar akses masyarakat, peserta balap maupun wisatawan, Kementerian PUPR membantu memperbaiki dan membangun jalan sepanjang 661 km. (Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo/RMI/ES)

 

 

Nusantara Terbaru