Groundbreaking 6 Pembangkit Listrik di Sumatera, Presiden: 2018-2019 Tidak Ada Keluhan Biarpet

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Juni 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.489 Kali
Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan pembangkit listrik di Bangka Belitung (1/6). (Foto: Humas/Agung).

Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan pembangkit listrik di Bangka Belitung (1/6). (Foto: Humas/Agung).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana Jokowi melakukan groundbreaking enam pembangkit Mobile Power Plant (MPP) regional Sumatera yang dipusatkan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Air Anyir, Kecamatan Merwang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (1/6) Siang.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa tahun lalu saat ke sini mendapat keluhan dari masyarakat mengenai listrik. “Hampir semuanya menyampaikan, Pak listriknya biarpet. Sehingga saat itu juga saya memerintahkan kepada Ibu Menteri BUMN, Dirut PLN agar Bangka Belitung diberikan prioritas,” tutur Presiden Jokowi.

Membangun sebuah pembangkit listrik, menurut Presiden, membutuhkan waktu yang lama. “Kalau pembangkit listrik menggunakan batu bara membutuhkan waktu 4 – 5 tahun. Tapi, kalo memakai yang seperti yang kita pakai ini (MPP) yang pakai gas bisa selesai 6 bulan,” tambah Presiden ke-7 Republik Indonesia ini.

Pembangkit yang sudah selesai 30 megawatt, lanjut Presiden, nanti akhir September tambah 25 megawatt. “Artinya akhir tahun ini 50 – 60 megawatt bisa menerangi Bangka Belitung. Itu tambahan yang banyak, bukan tambahan sedikit,” ujar Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan bahwa pembangkit lain yang sedang dibangun di sini sekitar 100 megawatt yang akan selesai dalam 3 tahun. “Yang sudah ada 50 megawatt saya kira sudah mencukupi, karena industri di sini, juga hotel berkembang, juga rakyat semuanya memerlukan listrik, jadi sudah diantisipasi sekarang. Jangan saya nanti ke sini lagi masih ada biarpet. Tidak mau saya seperti itu, semuanya harus diantisipasi,” tambah Jokowi.

Target pembangkit listrik 35.000 megawatt, menurut Presiden, seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke itu dengan cara apapun harus dikejar, jika tidak akan kejadian biarpet seperti di sini dan provinsi yang lain.

“Saya yakin bahwa semuanya akan terkejar karena apapun semuanya ini sudah kita rencanakan dengan baik dan laporan yang saya terima akhir tahun lalu yang sudah tanda tangan PPA 17.300 megawatt. Kemudian yang groundbreaking nanti 8.000 megawatt ini progress-nya jelas,” papar Presiden.

Beberapa tandanya, lanjut Presiden, ada tanda tangan, ada dimulai groundbreaking, dan prosesnya akan terus diikuti karena tahun 2018-2019 saya ke bawah diharapkan tidak ada yang mengeluh listriknya biarpet. “Semuanya harus terselesaikan karena kita ingin tunjukkan bahwa kita ingin bekerja keras untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat, di provinsi, kabupaten, dan kota,” jelas Presiden.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa tidak boleh ada lagi ramai-ramai dimulai groundbreaking setelah itu tidak ada pergerakan apa-apa. “Saya pastikan saya akan ikuti proses dan saya akan cek di lapangan agar proses ini betul-betul selesai, rakyat juga harus pantau. Kalau tidak seperti itu, groundbreaking dipikir kita tidak mengikuti santai-santai selesainya tahun depan,” pungkas Presiden Jokowi.

Sebagai informasi, enam pembangkit yang diresmikan oleh Presiden Jokowi ini akan memperkuat sistem kelistrikan regional Sumatera dan merupakan bagian dari program 35.000 megawatt. Saat ditanya wartawan mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir di Bangka Belitung, Presiden Jokowi menjawab masih dalam hitungan plus minusnya karena masih ada sumber pembangkit yang lain.

Dalam kesempatan acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut PLN Sofyan Basir, dan Gubernur Bangka Belitung Rustam Efendi. (RAH/EN)

Berita Terbaru