Gunung Karangetang Berstatus Siaga, Masyarakat Diimbau Tidak Beraktivitas Dalam Radius 2,5 km
Setelah melakukan evaluasi tingkat aktivitas Gunung Karangetang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan terjadinya peningkatan status gunungapi yang berada di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara tersebut dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
“Berdasarkan pengamatan visual dan instrumental hasil evaluasi tingkat aktivitas Gunung Karangetang di Provinsi Sulawesi Utara hingga tanggal 20 Desember 2018, menunjukkan terjadinya peningkatan status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga),” papar Plt Kepala PVMBG Antonius Ratdomopurno dalam laporannya, Kamis (20/12).
Ia mengungkapkan, sebelumnya pada 3 September 2013, tingkat aktivitas G. Karangetang dinaikkan menjadi Level III (Siaga), dan pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 18:00 WITA tingkat aktivitas Gunungapi Karangetang diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).
Pengamatan Visual Gunungapi Karangetang hari ini hingga pukul 12:00 WITA, pada umumnya cuaca berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan timurlaut. Gunungapi terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih kebiruan dengan intensitas tebal tinggi sekitar 300 meter dari puncak. Asap Kawah 2 teramati berwarna putih tipis hingga sedang dengan tinggi antara 50 – 150. Guguran lava ke Kali Sumpihi sejauh Ik. 700 – 1000 meter dan ke Kali Batuare sekitar 1000 – 2000 meter.
Sementara, dari aktivitas kegempaan tercatat 89 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-10 mm, 29 kali gempa hembusan dengan amplitudo 7-47 mm, 16 kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo 10-15 mm dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm.
Berdasarkan hasil evaluasi data pemantauan PVMBG, walaupun terjadi peningkatan status, namun kemungkinan untuk terjadinya erupsi eksplosif skala besar saat ini masih kecil. Berdasar karakteristiknya, erupsi Gunung Karangetang umumnya berupa erupsi efusif dengan pertumbuhan kubah lava yang diikuti kejadian awan panas guguran, yang berpotensi terjadi melalui lembah-lembah di sektor Barat-Baratlaut lereng Gunung Karangetang.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung/wisatawan diimbau untuk tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari Kawah 2 (utara) dan Kawah Utama (selatan) ke arah Utara-Timur-Selatan-Barat dan radius 3 km ke arah Baratlaut.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang, tidak terpancing isu erupsi yang tidak jelas sumbernya dan mengikuti arahan BPBD Kabupaten Sitaro. Masker penutup hidung dan mulut diharapkan dapat disiapkan guna mengantisipasi potensi gangguan pernafasan jika terjadi hujan abu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang juga diminta untuk waspada dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (Humas Kementerian ESDM/ES)