Gunung Rinjani Meletus, Bandara Ngurah Rai Ditutup
Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, yang terletak di dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali meletus pada Selasa (3-11-2015).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Sutopo Purwo Nugroho mengatakan letusan terjadi beberapa kali sejak pagi hari. Tinggi letusan mencapai sekitar 3.500 meter dpal atau sekitar 1.000 meter atas Kawah Barujari, dan abunya sangat halus terbawa angin ke barat.
Menurut Sutopo, berdasarkan citra Satelit Terra, terpantau sebaran abu vulkanik menutupi Selat Lombok, wilayah Bali, Selat Bali hingga Banyuwangi.
“Hujan abu tipis melanda daerah-daerah tersebut. Tujuh desa di Kabupaten Lombok Utara terjadi hujan abu. BPBD Provinsi NTB telah membagikan 4.000 masker kepada masyarakat,” kata Sutopo.
Masyarakat di sekitar Rinjani dan pengunjung tidak diperbolehkan beraktivitas, termasuk berkemah di dalam Kaldera Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah Barujari.
Sutopo mengimbau masyarakat di sekitar Rinjani diharap tenang dan tetap waspada, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Rinjani.
Sejak 25 Oktober silam, status Gunung Rinjani Waspada (level II).
Ngurah Rai Ditutup
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata dalam keterangan tertulis mengatakan Bandara Selaparang, Lombok, dan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, ditutup
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan, potensi abu letusan Gunung Barujari berpotensi menggangu penerbangan.
Letusannya kecil, tapi kalau abunya menerus bisa bebahaya bagi penerbangan karena menyebar, kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungap PVMBG.
Operator Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, menutup sementara operasional bandara. Berdasarkan Notice to Airman No. A2468/15, Bandara Ngurah Rai ditutup sementara mulai pukul 19.30 hingga 23.30 Wib. Penutupan berdasarkan informasi BMKG dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin.
PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif guna mengevaluasi tingkat aktivitas Rinjani.
Hingga saat ini, masih terdapat potensi erupsi lanjutan yang diindikasikan dengan terekamnya gempa tremor Hembusan dengan amplituda maksimum 2-3 mm dengan lama gempa 5-10 detik. (Humas BNPB/ES)