Hadap Presiden Jokowi, Gubernur Aceh Usulkan Pembangunan KEK Lhok Seumawe

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Agustus 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 40.823 Kali
Gubernur Aceh Zaini Abdullah

Gubernur Aceh Zaini Abdullah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri, yaitu Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijarno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry M. Baldan, dan Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi, menerima Gubernur Aceh Zaini Abdullah, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/8) siang.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pertemuan itu membahas sejumlah hal, di antaranya tentang peraturan pemerintah tentang kewenangan pusat di daerah. “Sudah ada kesepakatan dengan Mendagri, tinggal implementasi. Gubernur hanya mengingatkan,” kata Sofyan kepada wartawan seusai pertemuan di Istana Merdeka, itu.

Yang kedua tentang BPN di Aceh. Menurut Sofyan, Pemprov Aceh mengharapkan Kepala BPN daerah ditunjuk oleh Gubernur, tetapi Menteri Pertanahan mengatakan kepala itu diusulkan oleh Gubernur, ditunjuk atau diangkat oleh Kepala BPN.

Kemudian usulan pemerintah daerah supaya Lhokseumawe menjadi kawasan ekonomi khusus. “Tidak ada keberatan dari pemerintah kalau itu bisa membuat Lhokseumawe dan wilayah Arun sekelilingnya bisa berkembang,” jelas Sofyan seraya menyebutkan, bahwa Gubernur Aceh juga menyampaikan laporan untuk membikin Technopark kelautan, dan mengusulkan pembangunan irigasi Perlak dan Jambo Aye.

Terkait dengan usulan menjadikan Lhok Seumawe sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu, Menko Perekonomia mengatakan, di sana ada kawasan Arun, sudah ada industri disana, ada tanah 3.000 hektar lebih.

“Bagaimana dimanfaatkan supaya lebih efektif dan efisien. Kesulitannya disana sumber gasnya sudah habis. Kalau ada industri yang tidak tergantung pada gas, ya lebih mudah,” terang Sofyan.

10 Tahun Perdamaian

Gubernur Aceh Zaini Abdullah menambahkan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi itu juga disampaikan undangan untuk menghadiri peringatan 10 Tahun Perdamaian Aceh, yang akan dilaksanakan pada tangal 15 November mendatang.

“Beliau membuka, kemudian datang juga nanti Wakil Presiden. Jadi semuanya itu responsnya positif sekali apa yang kita bicarakan bersama-sama,” ungkap Zaini.

Menurut Gubernur, dalam peringatan 10 Tahun Perdamaian di Aceh itu, pihaknya juga akan mengundang seluruh pelaku yang terkait, baik di dalam negeri ataupun di luar negeri, terutama sekali Bapak Wakil Presiden sendiri dalam hal ini, yang banyak bekerja keras.

“Juga misalnya pihak mediator, seperti mantan Presiden Finlandia, juga akan kita undang. Juga misalnya yang mengerjakan pekerjaan sesudahnya teken damai itu pihak AMM (Aceh Monitoring Mission), itu juga akan kita undang ke Aceh. Dan memberikan penghargaan tertinggi,” tambah Zaini.

Saat disinggung mengenai rencana pembangunan KEK di Lhok Seumawe yang diusulkannya, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, untuk persiapan pihaknya sudah melakukan.

“Ini rapat-rapat sudah mulai beberapa kali. Sampai dengan sekarang sudah ada janji nanti meeting yang lebih tinggi antara Kementerian Perindustrian, Menteri Keuangan, dan Gubernur Aceh,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, potensi KEK adalah untuk seluruh industri strategis nasional. Adapun yang diunggulkan di antaranya kertas, kemudian pupuk, dan lain sebagainya. (GUN/DNS/ES)

 

Berita Terbaru