Hadap Presiden Jokowi, Gubernur Sultra Minta Kebijakan Khusus Pengembangan Aspal Buton

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 April 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 42.479 Kali
Gubernur Sultra Nur Alam memberikan keterangan kepada wartawan, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/4)

Gubernur Sultra Nur Alam memberikan keterangan kepada wartawan, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/4)

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/4). Pertemuan dilakukan dengan maksud mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam (SDA) yang yang strategis, yang di Sultra, yaitu nikel, emas, dan aspal buton.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Nur Alam mengaku secara spesifik melaporkan dan mengusulkan kepada Presiden Jokowi menyangkut masalah potensi aspal buton, yang mencapai 3,8 miliar ton, atau dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar Rp 2301 triliun.

“Aspal adalah salah satu komoditi strategis yang dibutuhkan dunia terutama dalam hal pembangunan dan pengembangan jalan-jalan di seluruh negara. Di indonesia, kebutuhan aspal dalam negeri kita saat ini untuk jalan-jalan ruas nasional setiap tahun untuk saat ini kebutuhannya mencapai 2 juta ton,” terang Nur Alam.

Bila dilihat dari cadangan bahan baku yang ada di pulau Buton sebanyak 3,8 miliar ton yang bila hal itu diekstrasi menjad aspal, menurut Gubernur Sultra, potensi itu mencapai kurang lebih 760 juta ton atau dapat memenuhi kebutuhan pembangunan jalananan nasional selama kurang lebih 360 tahun.

Gubernur Nur Alam melanjutkan, harga aspal per hari ini itu kurang lebih Rp 11 juta per ton, dengan demikian ada sekitar Rp 22 triliun APBN harus digunakan untuk aspal yang selama ini aspal yang kita beli adalah aspal cair yang kebnyakan diimpor. “Inilah yang kami laporkan kepada Bapak Presiden,” paparnya.

Menurut Nur Alam, Presiden Jokowi memberikan respon untuk segera memberikan perhatian sebab kebutuhan aspal dunia sangat tinggi. Ia menunjuk contoh di Cina tahun ini akan dibangun jalan sepanjang 8000 km dengan kebutuhan aspal 18 juta ton, harga ekspor aspal di China saat ini per ton Rp 18 juta.

“Bila kita mampu mengembangkan pasar dalam negeri kita maka ada pangsa pasar ekspor yang mungkin bisa menjadi segmen pasar kita kurang lebih Rp 134 triliun,” kata Nur Alam seraya mengakui, jika  di dalam pelaksanaan kegiatan ini tentu harus mempersiapkan proses dan kapasitas produksi yang cukup utk menjawab permintaan aspal baik kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

Hal itulah, lanjut Gubernur Sultra, yang ia usulkan kepada Presiden untuk mendapat dukungan terutama pengembangan industri, termasuk juga  mengatasi permasalahn infrastrutur, kelistrikan , dan lain, agar aspal alam yang ada di Buton benar-benar akan menjadi tuan rmh dalam mjwb kebutuhan aspal dalam negeri, dan akan menjadi sumber penerima devisa ekspor untuk pasar luar negeri.

“Itulah yang kami sampaikan pada hari ini, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, sesuai komitmen Bapak Presiden yang kami usulkan, yaitu di Pulau Buton dibuat kebijkan khusus pengembangan kawasan industri strategis nasional aspal Buton,” pungkas Gubernur Sultra Nur Alam. (Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru