Hadap Presiden Jokowi, MUI Usulkan Indonesia Ambil Peran Tengahi Konflik Saudi–Iran

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Januari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 22.148 Kali
Presiden Jokowi didampingi Mensesneg bertemu Pengurus MUI di Istana Merdeka, Jakarta (5/1)

Presiden Jokowi didampingi Mensesneg dan Menag bertemu Pengurus MUI di Istana Merdeka, Jakarta (5/1). (Foto: Humas/Jay)

Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pemerintah Indonesia mengambil peran dalam menengahi konflik yang terjadi di Timur Tengah, khususnya antara Arab Saudi dan Iran.

“Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim dan negara yang memiliki peran yang cukup strategis, (bisa) mengambil peran dalam mendamaikan  konflik Arab Saudi dan Iran yang baru saja terjadi”, kata Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin kepada wartawan usai bersama jajaran pengurus MUI diterima oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa  (5/1) siang.

Menurut KH. Ma’ruf, Presiden Jokowi menyadari bahwa permasalahan konflik Timur Tengah kali ini sangat pelik karena di dalamnya ada konflik akidah, politik, ekonomi dan masalah lainnya serta negara-negara lain yang terlibat. Namun, diakuinya Indonesia memiliki potensi untuk meredakan konflik tersebut dan menjadi mediator (penengah) karena posisi Indonesia yang netral.

“Indonesia sudah memainkan perannya dan mudah-mudahan akan berhasil,” kata Ketua Umum MUI itu.

Menanggapi usulan yang diajukan Ketua Umum MUI mengenai perlunya diselenggarakan konferensi internasional untuk menengahi konflik antara Arab Saudi dan Timur Tengah, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang mendampingi Presiden Jokowi saat menerima pengurus MUI, menilai usulan tersebut merupakan salah satu cara untuk meredakan konflik yang ada.

Lukman meyakinkan, bahwa pemerintah berupaya melakukan mediasi dengan negara-negara Islam lainnya untuk melakukan sebuah konferensi.

“Ya itu salah satu upaya sebagai salah satu bentuk ikhtiar bagaimana untuk mendekatkan kedua negara ini dengan, semacam membentuk konferensi atau pertemuan. Tidak hanya antar dua negara tetapi melibatkan negara-negara lain untuk mencari solusi konkret yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Presiden tidak menjelaskan lebih jauh, hanya menyatakan hal itu saja”, kata Lukman saat menjawab pertanyaan wartawan di kantor Presiden Jakarta, Selasa (5/1) siang usai pertemuan tersebut.

Menteri Agama juga bisa memahami besarnya  harapan agar pemerintah bisa lebih aktif dalam ikut mendamaikan konflik antara Saudi Arabia dan Iran, karena Indonesia memiliki sejarah sebagai negara yang aktif menggerakkan Gerakan Non Blok.

“Presiden menyambut baik jika aspirasi yang ada bahwa memang konflik ini harus diredakan dan Indonesia harus melakukan upaya perdamaian. Untuk itulah, Presiden terus melakukan komunikasi dengan para kepala negara di Timur Tengah,” terang Lukman.

Islam Moderat

Selain membahas konflik antara Arab Saudi dan Iran, saat bertemu dengan Presiden Jokowi, Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin juga melaporkan banyak hal termasuk tentang musyawarah nasional (Munas) dan rapat kerja nasional (Rakornas) MUI. Ia menyebutkan, bahwa MUI akan menindaklanjuti hasil Munas IX di Surabaya, 27 Agustus 2015 lalu, dengan membentuk dan menciptakan ribuan dai-dai bersertifikat.

“Hal tersebut untuk menyebarluaskan ajaran Islam yang moderat, Islam yang ramah, dan Islam yang santun sesuai tema munas MUI mengembangkan, menyebarluaskan, mensosialisasikan Islam wasi (bagi semesta alam),” jelas Ma’ruf.

Ketua Umum MUI juga menyampaikan, bahwa ingin mengembangkan ekonomi masyarakat yang berbasis syariah. Ia menyampaikan, akan membentuk pusat-pusat inkubasi di berbagai daerah, ada 7 zona yang direncanakan dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat.

Dalam pertemuan dengan MUI ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.  (FID/ES/EN)

Berita Terbaru