Hadapi Beragam Tantangan, Presiden Jokowi Minta Soliditas ASEAN Plus Three Diperkuat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa tantangan yang dihadapi kawasan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing. Selain itu, lanjut Presiden, tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional semakin meningkat.
“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” kata Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 ASEAN Plus Three (APT) atau ASEAN plus Jepang, RRT, dan Korea Selatan, di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, Senin (4/11) pagi.
Untuk menyikapi dinamika tersebut, menurut Presiden, dua hal yang harus dilakukan, yaitu pentingnya memperkuat saling percaya (strategic trust) dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.
“Strategic Trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan,” tutur Presiden.
Presiden Jokowi juga mengingatkan jika strategic trust melemah maka kekuatan kawasan akan goyah, dan perdamaian dan kemakmuran kawasan akan menjadi taruhan.
Sementara itu, solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam. Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan kita pada tahun 2016 (misalnya) tercatat sebesar 91 miliar dollar AS.
“Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF)
“Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” kata Presiden Jokowi.
Tumbuh Makin Solid
Sebelumnya pada awal pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa setelah lebih dari dua dekade, APT telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan. Dari mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.
“Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan,” ucap Presiden.
Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN, KTT APT ini juga dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang. (SLN/RAH/ES)