Hadapi Fenomena La Nina, Kepala BMKG Minta Masyarakat Pantau Aplikasi Peringatan Dini

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Oktober 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 2.002 Kali

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Foto: Humas/Teguh)

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa puncak La Nina diperkirakan terjadi di bulan Desember-Januari, bersamaan dengan masuknya musim hujan. Sedangkan puncak musim hujan di Indonesia adalah bulan Januari sampai dengan Februari. Untuk itu, Pemerintah melalui Kepala BMKG mengimbau agar masyarakat mewaspadai dampak dari kondisi tersebut.

“Kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan ini dalam kisaran Desember, Januari, dan Februari,“ kata Dwikorita usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) melalui konferensi video mengenai Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Selasa (13/10) pagi.

Dwikorita mengungkapkan, rilis yang dikeluarkan BMKG mengenai prakiraan atau prediksi cuaca bersifat makro untuk Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu ia meminta masyarakat memantau aplikasi yang dimiliki BMKG untuk mengetahui prakiraan, prediksi, dan peringatan dini untuk skala mikro atau di wilayah masing-masing.

“Misalnya BapakIbu tinggalnya di Kecamatan Johar di DKI Jakarta, itu kami juga menyiapkan prakiraan, prediksi, dan peringatan dini untuk skala mikro di level kecamatan. Mohon dicek selalu, dimonitor selalu informasi yang sampai level kecamatan ini melalui aplikasi mobile phone Info BMKG,” kata Kepala BMKG.

Pada aplikasi berbasis seluler tersebut, tambah Kepala BMKG, disajikan informasi cuaca setiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia untuk 7 hari ke depan. Prakiraan cuaca tersebut diperbaharui  setiap 3-6 jam dalam satu hari.

Selain itu, ujar Dwikorita, BMKG yang ada di seluruh Indonesia juga bekerja sama dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk memastikan informasi mengenai perkembangan cuaca tersebut diterima masyarakat serta untuk menyiapkan langkah-langkah dalam mengantisipasi perkembangan tersebut. (FID/SLN/UN)

Berita Terbaru