Hadapi Pandemi Covid-19, Seskab: Pemerintah Buat Kebijakan yang Tepat dan ‘Acceptable’ bagi Publik
Oleh Humas    
Dipublikasikan pada 17 Juni 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.536 Kali
Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung, menyampaikan bahwa tugas utama Pemerintah saat pandemi Covid-19 yakni membuat kebijakan acceptable dan tepat serta memberikan pelayanan yang baik kepada publik.
Lebih lanjut, Seskab menjelaskan bahwa dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, semua orang tidak ada yang memprediksi bahwa kejadian ini terjadi pada era sekarang.
“Semua negara sekarang ini bersaing untuk membuat kebijakan yang terbaik, baik domestik maupun internasional. Jadi pemerintah mempunyai tanggung jawab paling utama adalah membuat kebijakan yang baik,” ujar Seskab saat berbicara dalam webinar bertema “Pandemi Covid-19 Di Mata Aktivis Lintas Generasi, Sudut Pandang Kini dan Mendatang” yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Selasa (16/6).
Kebijakan tersebut, menurut Seskab, harus memberikan pelayanan baik bagi publik sehingga itu menjadi esensi yang harusnya dilakukan oleh pemerintah dalam kondisi seperti ini.
Semua negara pada awal Covid-19, menurut Seskab, tergagap-gagap, baik itu ketika pusat penyebaran di Wuhan, China, maupun ketika menyebar ke Eropa maupun Amerika dan Asia, tidak ada satu negara pun yang siap.
Jika dilihat dari data, Seskab sampaikan bahwa di Indonesia yang aktif itu ada 40 ribuan tapi jumlah sembuh kurang lebih 15.000, sehingga sekarang ini ada 22.000 kasus aktif.
Selama hampir 2 minggu ini atau 10 hari terakhir yang positif naik pesat, menurut Seskab karena memang tesnya PCR-nya maupun swab-nya lebih banyak dan rata-rata sekarang sudah di atas 14.000-15.000, hari Selasa (16/6) bahkan 16.000.
Saat terjadi Covid-19, Seskab menyampaikan bahwa saat ini Demokrasi Pemerintahan yang dilakukan Presiden adalah dengan memberikan keterbukaan informasi dan memangkas prosesnya serta pengurangan keterlibatan orang.
“Maka dengan Covid ini kita diberikan pelajaran untuk melakukan reform, terutama reform di internal pemerintah sendiri. Ya itu yang pertama adalah reform di sistem birokrasi kita,” imbuh Seskab.
Lebih lanjut, Seskab menyampaikan bahwa optimalisasi birokrasi di saat pandemi Covid-19 ini sudah bisa berjalan yang dilakukan dengan pembagian kerja dan melakukan digitalisasi terhadap pekerjaan.
Dengan penerapan tersebut, Seskab jelaskan bahwa layanan publik pemerintah kecepatannya meski sedikit mengalami penurunan, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan.
Pada kesempatan itu, Seskab juga menyampaikan bahwa salah satu pelajaran penting dalam penanganan Covid-19 adalah dengan melakukan optimalisasi anggaran atau dinamakan budget reform.
Kondisi Ekonomi
Menyikapi kondisi ekonomi saat ini, Seskab menyampaikan bahwa pada triwulan pertama ekonomi masih tumbuh positif 2,97%, tapi triwulan kedua ini diperkirakan akan tumbuh negatif.
“Mudah-mudahan bulan triwulan ketiga dan keempat kita bisa rebound sehingga average pada satu tahun masih bisa di atas 1%. Inilah yang diinginkan oleh pemerintah,” terang Seskab.
Jadi, Seskab menyampaikan banyak hal yang bisa dilakukan sebagai opportunity untuk melakukan reform, terutama juga yang tidak kalah pentingnya adalah reform di dalam struktural government sendiri.
Menurut Seskab, Presiden Joko Widodo adalah sosok Presiden yang tidak lelah untuk selalu bekerja.
“Bahkan kita setiap hari hampir rata-rata Rapat Terbatas itu 3 kali dan semuanya diputuskan,” ujarnya.
Mas Pram, panggilan akrab Seskab Pramono Anung, menyebutkan bahwa Presiden memiliki karakter untuk terus bekerja yang salah satunya dengan blusukan namun hingga saat ini masih menjaga agar tidak terjadi perdebatan di ruang publik.
Namun demikian, Seskab menyampaikan bahwa dengan data hampir 100-an daerah yang masuk zona hijau, Presiden berencana akan melakukan kunjungan dengan melihat kondisi terkini daerah tersebut.
“Tetapi kita tetap menjaga yang paling utama adalah kesehatan. Karena ini akan lama, teman-teman sekalian sebagai bagian dari sharing saya yang terakhir bahwa ini akan lama, ini tidak mudah untuk dilalui,” kata Seskab.
Kalau membandingkan Indonesia dengan negara lain, Seskab menyampaikan harus membandingkan secara apple to apple misalnya junlah penduduk dengan tingkat kesembuhan, tingkat kematian, dan tingkat pelayanan.
“Inilah sekarang yang menjadi tugas Pemerintah karena beberapa daerah yang sebenarnya sudah menuju kuning mau hijau, sekarang beberapa daerah merah lagi,” jelas Seskab. (FID/EN)