Hadapi Pelemahan Ekonomi, Presiden Jokowi Minta PBNU Tenangkan Rakyat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa negara dalam keadaan yang cukup memprihatikan karena pengaruh global, ekonomi global, karena itu perlu ada upaya-upaya yang lebih intensif dan perlu adanya kesabaran (dalam menghadapinya).
Kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015-2020 yang menghadapnya, Presiden Jokowi meminta agar menenangkan rakyat, terutama warga Nahdliyin tenang, tidak panik menghadapi ekonomi yang sedang melemah ini, dan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa ini akibat ekonomi global, dan memberikan rasa optimisme kepada warga NU, jangan sampai menjadi orang putus asa.
Kita harus tetap optimis. Insya Allah pemerintah akan berupaya keras, sebulan dua bulan, tidak lama lagi bisa selesai, kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj seusai bersama pengurus PBNU periode 2015-2020 melaporkan hasil Muktamar PBNU di Jombang, Jatim, kepada Presiden Jokowi, di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8) pagi.
Said Aqil mengharapkan warga NU agar terus kerja keras, yang petani tetap ke sawah, yang pedagang tetap berdagang, karena Insya Allah kita tidak kurang pangan, tidak kurang bahan pokok. Presiden akan mempertahankan harga bahan pokok dan BBM, tidak akan dinaikkan, jelas Said.
Kemitraan
Sebelumnya Rais Syuriah PBNU KH. Maruf Amin mengatakan, bahwa kedatangan pengurus PBNU untuk bersilaturahim dengan Presiden Jokowi dimaksudkan untuk menyampaikan terima kasih karena Presiden telah membuka Muktamar NU di Jombang.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dilaporkan hasil-hasil yang dicapai dalam Muktamar NU di Jombang. PBNU juga menyatakan kesiapannya untuk melakukan kemitraan dengan pemerintah, dengan negara, untuk bersama-sama mengatasi berbagai tantangan, baik yang sifatnya paham-paham yang menyimpang, aliran-aliran yang menyimpang, radikalisme, dari berbagai kelompok, atau dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negara.
Mendampingi Presiden Jokowi saat menerima pengurus PBNU periode 2015-2020 itu antara lain Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
(UN/DNS/ES)